6 Kebiasaan Sehat yang Meningkatkan Daya Tahan Tubuh

Sistem kekebalan tubuh anak masih berkembang seiring bertambahnya usia. Itu sebabnya, ketika masih bayi, anak-anak sangat mudah jatuh sakit. Entah itu batuk-pilek, demam, atau diare.

Namun, orangtua bisa membantu mencegah anak sering sakit dengan menjaga daya tahan tubuhnya. Caranya dengan melakukan kebiasaan-kebiasaan sehat seperti ini:

1. Mencuci tangan sebelum makan
Tangan adalah salah satu anggota tubuh yang paling banyak bersentuhan dengan berbagai objek. Padahal, permukaan benda kerap kali terpapar virus yang mampu hidup cukup lama. Nah, mencuci tangan menjadi cara paling tepat untuk mengusir paparan virus, dan efektif dalam melindungi anak dari penyakit. Cuci tangan anak dengan air dan sabun setiap kali sebelum dan sesudah makan. Selain itu juga sehabis memegang suatu benda, seusai bermain dan setiap kali tangannya terlihat kotor, sesudah menggunakan toilet, dan sehabis memegang binatang peliharaan atau binatang lain.

2. Jangan masuk sekolah ketika sakit
Menurut Dr. Michael Dickinson, kepala bagian anak di Miramichi Regional Hospital di New Brunswick, anak-anak justru berpotensi menularkan penyakit sehari sebelum mereka menunjukkan gejalanya. Jadi, yang perlu dikhawatirkan justru bukan anak yang pulang dari sekolah dengan hidung meler, melainkan anak yang terlihat sehat-sehat saja dan tidak tahu bahwa ia akan terkena demam esok harinya. Maka perlu diperhatikan: jika anak terlihat lemas, bisa jadi itu pertanda anak butuh istirahat. Memaksa anak pergi ke sekolah justru akan memperlambat pemulihan fisiknya.

3. Jangan dekat-dekat orang sakit
Sejalan dengan anjuran di atas, sebaiknya hindari orang yang sedang sakit. Flu dan pilek menyebar di antara orang-orang dengan cara yang berbeda-beda. Menghindari kontak dengan orang sakit tentu akan mencegah terpapar virus. Kebanyakan orang yang sakit menyebarkan virus melalui tangan mereka, jadi hindari menyentuh mereka sebisa mungkin. Jika harus berada di dekat orang sakit, tetaplah menjaga jarak. Lambaikan tangan atau berikan senyum ketimbang bersalaman.

4. Jangan meniup makanan sebelum disuapkan pada anak
Meskipun anak tidak tahan terhadap makanan yang panas, tapi hindari meniup makanan atau minuman tersebut sebelum menyuapkannya pada anak. Saat meniup, mulut akan melepaskan uap air dan partikel. Hal ini bisa terdeteksi dari bau mulut, karena bau mulut mengindikasikan adanya partikel-partikel dari mulut. Partikel tersebut berasal dari sisa-sisa makanan di sela-sela gigi, tapi juga bisa merupakan mikroorganisme yang tinggal di dalam mulut. Mikroorganisme ini berbahaya, dan kadang bisa bertindak sebagai patogen (bakteri penyebab penyakit).

5. Pilih wadah makanan yang baik
Menurut Huntsman Cancer Institute, University of Utah, keamanan pangan berkaitan dengan cara penyimpanan dan penyajian makanannya. Penyimpanan yang baik akan menurunkan risiko penyakit yang ditimbulkan oleh makanan, akibat makanan tersebut terkontaminasi bakteri, virus, atau parasit. Pilih wadah makanan dari kaca, yang tidak menyerap warna dan aroma makanan. Pastikan wadah makanan bersih dan dalam kondisi yang baik, dan hanya gunakan ketika akan menyimpan makanan. Tutupi makanan dengan penutup, aluminium foil, atau plastik yang rapat, untuk meminimalkan kemungkinan terkontaminasi.

6. Olah bahan makanan dengan tepat
Tidak harus menjadi chef profesional untuk memasak makanan yang sehat dan lezat.  Tantangan utama untuk menghasilkan makanan dengan kalori yang terukur adalah memilih makanan yang bergizi, dan menghindari lemak berlebih tanpa mengorbankan rasanya.

Selain itu, teknik memasak juga memegang peranan. Entah itu merebus, memanggang dengan microwave, mengukus, atau menumis, makanan yang disajikan akan menjadi rendah lemak karena tidak menggunakan atau hanya menggunakan sedikit minyak. Dan, gizi makanan yang tidak banyak hilang.

FOTO:– PARENTING.COM