Q
Leo
Hai Dok.. Saya mau tanya apa boleh anak 14 bulan minum susu UHT Vidorant rasa coklat? Anak saya susah makan dari usia 11 bulan.. Saya sudah kasih sampai 6merk sufor tapi gak mau, kadang muntah.. Apa baik klo anak saya minum UHT Vidorant setiap hari? Saya ingin konsul ke DSA namun masa pandemi ini ngebuat khawatir klo berpergian apalagi RS termasuk tampat yang sensitif.. Terimakasih Dok
A
Halo Bunda Leo,
Pada usia 1 tahun ke atas, pastikan anak Bunda sudah mendapat sebagian besar asupan gizi dari makanan padat. Usia ini merupakan saat dimana si kecil tumbuh dengan pesat, sehingga Bunda perlu memberinya makanan dengan gizi seimbang, terpenuhi kebutuhan energi, protein,karbohidrat, vitamin dan mineral, dan serat. Berikanlah anak anda makanan sehat bergizi, seperti: sayur-mayur, buah-buahan, nasi, daging, ikan, telur, kacang-kacangan, susu, keju/yogurt, dll. Anak-anak di atas 1 tahun juga sudah dapat minum susu sapi pasteurisasi dan UHT. Berikanlah susu sebagai sumber gizi tambahan dan tidak lebih dari 2 gelas (±500 ml) per hari. Hindari memberikan makanan/ cemilan yang tinggi kalori, gula, maupun MSG, seperti: chips, keripik, permen, coklat, junkfood, minuman kemasan, soda, dll.
Jangan lupa untuk mengikuti feeding rules berikut:
1. Buatlah jam makan yang teratur setiap hari. Pastikan anak tidak terlalu banyak ngemil/ minum susu, sehingga dapat makan dengan teratur sesuai jam yang ditentukan.
2. Tidak menyerah ketika anak menolak untuk makan makanan rasa baru. Bunda mungkin perlu memperkenalkan 1 jenis rasa hingga lebih dari 10 kali kepada anak anda sebelum dia dapat memutuskan untuk menyukai makanan tersebut. Anak mungkin merasa asing dengan jenis makanan baru mereka dan Bunda perlu bersabar untuk membiasakan mereka dengan rasa makanan tersebut. Banyak orang tua yang menyerah ketika anak menolak makanan dalam dua atau tiga kali.
3. Buatlah waktu makan menjadi menyenangkan. Ajaklah anak Anda untuk makan bersama pada saat jam makan sehingga dia dapat mengamati makanan yang dimakan orang lain. Hal ini dapat merangsang rasa ingin tahunya sehingga mau untuk mencoba makanan baru. Anda dapat menjadi contoh yang baik untuk membiasakan anak makan sendiri ketika semua orang makan bersama dan waktu makan pun akan menjadi lebih menyenangkan bagi mereka. Pastikan Anda membatasi waktu makan anak, tidak lebih dari 30min.
4. Anda dapat menawarkan cemilan sehat kepada anak. Namun, ketika anak anda terlalu banyak ngemil, maka saat jam makan ia akan merasa kenyang sehingga sulit makan. Batasi cemilan hingga 2 kali sehari, yaitu 1-2 jam diantara jam makan.
Biasanya dibutuhkan waktu adaptasi saat mengganti jenis susu sekitar 3-5 hari, misalnya karena perbedaan rasa dan selera. Kebanyakan susu formula memiliki bahan dasar susu sapi, sehingga apabila si kecil tidak punya alergi terhadap susu sapi, dapat dengan aman mengganti merk susunya. Bunda dapat melakukan transisi bertahap dengan megganti rasio susu lama dan baru hingga dapat sepenuhnya mengganti dengan susu yang baru. Misalnya hari pertama ¼ baru ¾ lama; hari kedua dan ketiga ½ baru ½ lama; hari selanjutnya dapat mengganti dengan yang baru seluruhnya, sambil memperhatikan tanda-tanda bila si kecil mengalami alergi, seperti: kemerahan, gatal, diare, buang gas berlebihan, hingga kesulitan bernapas.
Amati juga tumbuh kembangnya secara berkala, misalnya mencatat tinggi dan berat badan, lingkar kepala agar dapat dicocokan dengan kurva pertumbuhan standar.
Semoga informasinya membantu ya, Bunda. Terima kasih.
Pada usia 1 tahun ke atas, pastikan anak Bunda sudah mendapat sebagian besar asupan gizi dari makanan padat. Usia ini merupakan saat dimana si kecil tumbuh dengan pesat, sehingga Bunda perlu memberinya makanan dengan gizi seimbang, terpenuhi kebutuhan energi, protein,karbohidrat, vitamin dan mineral, dan serat. Berikanlah anak anda makanan sehat bergizi, seperti: sayur-mayur, buah-buahan, nasi, daging, ikan, telur, kacang-kacangan, susu, keju/yogurt, dll. Anak-anak di atas 1 tahun juga sudah dapat minum susu sapi pasteurisasi dan UHT. Berikanlah susu sebagai sumber gizi tambahan dan tidak lebih dari 2 gelas (±500 ml) per hari. Hindari memberikan makanan/ cemilan yang tinggi kalori, gula, maupun MSG, seperti: chips, keripik, permen, coklat, junkfood, minuman kemasan, soda, dll.
Jangan lupa untuk mengikuti feeding rules berikut:
1. Buatlah jam makan yang teratur setiap hari. Pastikan anak tidak terlalu banyak ngemil/ minum susu, sehingga dapat makan dengan teratur sesuai jam yang ditentukan.
2. Tidak menyerah ketika anak menolak untuk makan makanan rasa baru. Bunda mungkin perlu memperkenalkan 1 jenis rasa hingga lebih dari 10 kali kepada anak anda sebelum dia dapat memutuskan untuk menyukai makanan tersebut. Anak mungkin merasa asing dengan jenis makanan baru mereka dan Bunda perlu bersabar untuk membiasakan mereka dengan rasa makanan tersebut. Banyak orang tua yang menyerah ketika anak menolak makanan dalam dua atau tiga kali.
3. Buatlah waktu makan menjadi menyenangkan. Ajaklah anak Anda untuk makan bersama pada saat jam makan sehingga dia dapat mengamati makanan yang dimakan orang lain. Hal ini dapat merangsang rasa ingin tahunya sehingga mau untuk mencoba makanan baru. Anda dapat menjadi contoh yang baik untuk membiasakan anak makan sendiri ketika semua orang makan bersama dan waktu makan pun akan menjadi lebih menyenangkan bagi mereka. Pastikan Anda membatasi waktu makan anak, tidak lebih dari 30min.
4. Anda dapat menawarkan cemilan sehat kepada anak. Namun, ketika anak anda terlalu banyak ngemil, maka saat jam makan ia akan merasa kenyang sehingga sulit makan. Batasi cemilan hingga 2 kali sehari, yaitu 1-2 jam diantara jam makan.
Biasanya dibutuhkan waktu adaptasi saat mengganti jenis susu sekitar 3-5 hari, misalnya karena perbedaan rasa dan selera. Kebanyakan susu formula memiliki bahan dasar susu sapi, sehingga apabila si kecil tidak punya alergi terhadap susu sapi, dapat dengan aman mengganti merk susunya. Bunda dapat melakukan transisi bertahap dengan megganti rasio susu lama dan baru hingga dapat sepenuhnya mengganti dengan susu yang baru. Misalnya hari pertama ¼ baru ¾ lama; hari kedua dan ketiga ½ baru ½ lama; hari selanjutnya dapat mengganti dengan yang baru seluruhnya, sambil memperhatikan tanda-tanda bila si kecil mengalami alergi, seperti: kemerahan, gatal, diare, buang gas berlebihan, hingga kesulitan bernapas.
Amati juga tumbuh kembangnya secara berkala, misalnya mencatat tinggi dan berat badan, lingkar kepala agar dapat dicocokan dengan kurva pertumbuhan standar.
Semoga informasinya membantu ya, Bunda. Terima kasih.