Q
Sherly
Anak saya usia 2bln 5 hari...,sejak awal lahir sudah konsumsi sufor karna asi saya kurang,dan pada usia 1bln pernah coba sufor vidoran..tapi setelah 3 kemasan,saya beralih kembali ke merk sufornya yg pertama karna sufor vidoran susah didapatkan ditempat saya.Kemarin karna dia mengalami hidung tersumbat dan tenggorokan terdengar banyak lendirnya saya bawa ke dokter dan kata dokter kemungkinan dia alergi susu sapi.Saya disuruh beralih ke susu dgn PH-P.Sampai hari ini sudah seminggu konsumsi sufor rekomendasi dari dokter tsb.tapi anak saya hidungnya masih susah napas karna tersumbat.Yg mau saya tanyakan...apakah saya bisa balik konsumsi lagi susu vidoran?Karna seingat saya waktu kemarin dia minum sufor vidoran...kyknya hidungnya ga tersumbat parah seperti skrg...
A
Dear Bunda Sherly,
Bunda dapat mengkonsumsi makanan yang dapat memperbanyak ASI agar dapat tetap menyusui si kecil seperti: sayuran hijau, daun katuk, kacang-kacangan, telur, daging, oatmeal, pepaya, dll. Karena sistem pertahanan tubuh si kecil yang belum sempurna, Bunda perlu lebih berhati-hati terhadap kebersihan di lingkungan sekitar dan selalu higienis ketika menyiapkan susu untuk si Kecil. Apabila Bunda mau mengganti susunya, dapat melakukan transisi bertahap dengan megganti rasio susu lama dan baru hingga dapat sepenuhnya mengganti dengan susu yang baru. Misalnya hari pertama ¼ baru ¾ lama; hari kedua dan ketiga ½ baru ½ lama; hari selanjutnya dapat mengganti dengan yang baru seluruhnya, sambil memperhatikan tanda-tanda bila si kecil mengalami alergi.
Bunda dapat memperhatikan tanda-tanda anak tidak cocok/ alergi dengan susu sapi, sbb:
• kulit kering, gatal, dan bersisik (eksim)
• tampak bitnik merah pada permukaan kulit
• kemerahan pada area sekitar lubang pantat terus-menerus
• mengejan waktu BAB/ buang gas
• rewel, tidak bisa tenang/ gelisah, terutama setelah minum susu, sampai menangis terus-menerus
• mengalami diare parah
• tampak bercak darah pada kotorannya
• sering muntah, kolik, maupun kesulitan menelan makanan
• kesulitan bernapas
Apabila si kecil dapat minum susu vidoran yang berbasis susu sapi tanpa gangguan kesehatan, Bunda dapat berkonsultasi dengan dokter untuk kembali menggunakannya. Namun, bila reaksi alergi susu sapi tampak, Bunda dapat mengganti susu dengan basis soya, dibawah pengawasan dokter. Selalu konsultasikan kembali dengan dokter spesialis masalah kesehatan si kecil.
Semoga informasinya membantu ya, Bunda. Terima kasih.
Bunda dapat mengkonsumsi makanan yang dapat memperbanyak ASI agar dapat tetap menyusui si kecil seperti: sayuran hijau, daun katuk, kacang-kacangan, telur, daging, oatmeal, pepaya, dll. Karena sistem pertahanan tubuh si kecil yang belum sempurna, Bunda perlu lebih berhati-hati terhadap kebersihan di lingkungan sekitar dan selalu higienis ketika menyiapkan susu untuk si Kecil. Apabila Bunda mau mengganti susunya, dapat melakukan transisi bertahap dengan megganti rasio susu lama dan baru hingga dapat sepenuhnya mengganti dengan susu yang baru. Misalnya hari pertama ¼ baru ¾ lama; hari kedua dan ketiga ½ baru ½ lama; hari selanjutnya dapat mengganti dengan yang baru seluruhnya, sambil memperhatikan tanda-tanda bila si kecil mengalami alergi.
Bunda dapat memperhatikan tanda-tanda anak tidak cocok/ alergi dengan susu sapi, sbb:
• kulit kering, gatal, dan bersisik (eksim)
• tampak bitnik merah pada permukaan kulit
• kemerahan pada area sekitar lubang pantat terus-menerus
• mengejan waktu BAB/ buang gas
• rewel, tidak bisa tenang/ gelisah, terutama setelah minum susu, sampai menangis terus-menerus
• mengalami diare parah
• tampak bercak darah pada kotorannya
• sering muntah, kolik, maupun kesulitan menelan makanan
• kesulitan bernapas
Apabila si kecil dapat minum susu vidoran yang berbasis susu sapi tanpa gangguan kesehatan, Bunda dapat berkonsultasi dengan dokter untuk kembali menggunakannya. Namun, bila reaksi alergi susu sapi tampak, Bunda dapat mengganti susu dengan basis soya, dibawah pengawasan dokter. Selalu konsultasikan kembali dengan dokter spesialis masalah kesehatan si kecil.
Semoga informasinya membantu ya, Bunda. Terima kasih.