Bila Batita Sulit Makan Makanan Padat

Kiat berikut dapat dilakukan bila di usia batita, ia hanya mau makan makanan cair.
Sebagian ibu memiliki keluhan yang sama, anak batitanya tidak mau makan makanan padat. Maunya hanya bubur lembek, nasi tim saring, atau bahkan susu. Makanan padat yang disuapkan hanya dilepeh atau bahkan ia melakukan gerakan tutup mulut. Nah, bila ini terjadi, orangtua harus segera mencari biang keladi serta mengatasinya. Berikut aneka penyebab anak batita tidak mau makan makanan padat beserta solusinya:

  1. Pengenalan makanan padat yang kurang tepat.
    Idealnya, makanan padat dikenalkan saat bayi berusia enam bulan. Bila terlalu cepat atau terlambat mengenalkan, anak akan sulit mengonsumsi makanan padat. Bila makanan padat terlalu dini dikenalkan, keterampilan oromotor anak belum siap. Sedangkan bila terlambat, keterampilan oromotor anak tidak terlatih. Keterampilan oromotor anak pun tak berkembang maksimal.   Keterampilan oromotor adalah kegiatan yang melibatkan sistem gerak otot dari rongga mulut seperti rahang, gigi, lidah, langit-langit, bibir dan pipi. Pada bayi, kekuatan, koordinasi dan kontrol dari struktur mulut ini bisa menjadi fondasi dari seluruh aktivitas makan, seperti mengisap, menelan, menggigit dan mengunyah. Nah, bila merasa pengenalan makanan padat kurang tepat, baik karena terlalu dini maupun terlambat mengenalkan, orangtua harus memulai kembali pengenalan makanan padat secara bertahap. Mulailah dengan mengenalkan makanan lembek, kemudian secara bertahap makanan lembeknya dikurangi dan diganti dengan makanan padat. Begitu juga bila anak telanjur senang mengonsumsi susu, maka saat pengenalan makanan padat, porsi susunya dikurangi secara sedikit dan bertahap, diganti dengan makanan padat.
     
  2. Mengalami Masalah Oromotor
    Anak boleh jadi enggan makan makanan padat karena oromotor bermasalah. Bila ini terjadi, segera konsultasikan dengan ahli. Tandanya, ia kesulitan mengunyah, menggigit, mengisap, dan menelan. Semua itu pertanda koordinasi dan kontrol dari struktur mulutnya tidak baik. Bila positif mengalami gangguan, anak biasanya akan menjalani serangkaian terapi untuk menstimulasi keterampilan oromotornya agar berkembang dengan baik.
     
  3. Menu Makanan Kurang Variatif
    Ketika makanan yang diberikan itu-itu saja, anak menjadi bosan, akibatnya anak pun sulit mengembangkan keterampilan makannya. Demikian  pula bila porsi makanan yang diberikan terlalu banyak, anak enggan menghabiskan makanannya. Untuk mengatasinya, berikan makanan padat secara bervariasi sesuai dengan prinsip gizi seimbang. Misal, hari ini lasagna saus bolognese untuk sarapan, siang hari brokoli kentang panggang saus krim keju, malam hari nasi goreng lengkap (campur sayur, ikan, dan ayam) Berikan porsi makanan padat dengan pas, tidak banyak tidak kurang. Frekuensi makan adalah tiga kali dalam sehari, banyaknya kurang lebih 250 ml per sekali makan.  Jadi jangan langsung diberikan dengan porsi makan yang terlalu banyak
FOTO : NAKITA