Selalu Berantem Dengan Adik, Ini Cara Mengatasinya

Meskipun mungkin umum bagi kakak adik selalu berantem, namun ini tentu tidak menyenangkan bagi siapa pun di rumah. Jadi apa yang harus Bunda lakukan saat pertengkaran dimulai? Kecuali jika ada perkelahian fisik, usahakan untuk tidak terlibat, begitu disarankan dalam laman www.kidshealth.com.  

Campur tangan Bunda justru berisiko menciptakan masalah lain. Anak-anak akan selalu berharap Bunda datang untuk melerai daripada belajar menyelesaikan masalah mereka sendiri. Ada juga risiko, secara tidak sengaja, Bunda terkesan pilih kasih yang dapat menumbuhkan lebih banyak kebencian di antara kakak adik.

Ingat, ketika anak-anak mengatasi perselisihan, mereka juga belajar keterampilan penting, seperti bagaimana menilai sesuatu dari perspektif orang lain, bagaimana berkompromi dan bernegosiasi, dan bagaimana mengendalikan dorongan agresif.

Kalaupun Bunda terpaksa campur tangan lantaran pertikaian sudah menjurus pada perkelahian fisik yang berbahaya, cobalah menyelesaikan masalah bersama anak-anak, bukan memberikan solusi instan untuk mereka. Bagaimana caranya? Ini dia:

  • Pisahkan anak-anak sampai mereka tenang.

Memberi mereka ruang untuk menyendiri setidaknya tidakmemperuncing konflik yang terjadi. Tunggu sampai emosi mereka mereda sebelum mengajak berdiskusi.

  • Jangan mencari siapa yang salah.

Dibutuhkan dua orang untuk berkelahi, siapa pun yang terlibat bertanggung jawab.

  • Cobalah membuat situasi "win-win"

Ketika kakak dan adik berebutan mainan, mungkin mereka bisa bermain bersama dengan mainan itu. Jika pertengkaran tersulut lantaran rebutan remote teve atau video games, buatlah jadwal bagi setiap anak untuk menonton/bermain secara bergantian.

  • Tetapkan aturan dasar.

Kumpulkan masukan dari anak-anak saat membuat aturan agar perkelahian antar-saudara tak terjadi kembali. Contoh, tidak ada kekerasan fisik dalam menyelesaikan suatu perselisihan,  tidak ada omongan kasar, tidak ada teriakan, tidak ada bantingan pintu, dsb. Sertakan konsekuensi ketika aturan itu dilanggar. Ini mengajari anak-anak untuk bertanggung jawab atas tindakan mereka, terlepas seberapa marahnya mereka pada sang adik/kakaknya.

  • Beri hukuman dan penghargaan.

Jika kesepakatan sudah terbentuk dan mereka masih saja berkelahi, hukuman bisa diberlakukan. Contoh, tidak boleh bermain video game atau menonton teve bagi keduanya dalam waktu tertentu. Sebaliknya penghargaan diberikan saat mereka mampu dengan bijak menghindari perselisihan. Hadiahnya bisa berwisata bersama seluruh keluarga, misalnya.