Cara Mudah Ajarkan Berbagi

Konsep berbagi dapat diperkenalkan semenjak usia batita. Tapi Bunda sebelumnya, perlu memperkenalkan dulu pada anak tentang konsep kepemilikan. Sebab, anak di bawah usia 3 tahun, belum mengerti mengenai konsep tersebut. Dia belum dapat membedakan mana barang miliknya dan mana yang punya orang lain. Jangan lupa juga,   si batita masih egosentris, ia merasa dirinyalah yang merupakan pusat perhatian. Karena itulah, ia menganggap bahwa semua barang yang untuk memenuhi keinginan dan kebutuhannya.

Nah, seiring dengan  mengenalkan konsep kepemilikan, sebaiknya

konsep berbagi juga ikut diajarkan, mengingat keduanya saling berkaitan

dan saling mendukung. Contoh, ia memiliki sebungkus cokelat. Bagilah menjadi beberapa bungkusan kecil, lalu minta ia membagikan bungkusan itu kepada  teman-teman yang sedang bermain bersamanya.  Sebelumnya, minta ia lebih dulu memilih bungkusan cokelat  yang disukainya. Dengan begitu,  si kecil memiliki pemahaman bahwa berbagi itu bukan berarti kehilangan semua miliknya. Hal ini memberinya rasa aman, sehingga  lebih mudah untuk mencoba untuk berbagi dengan orang lain.  

Contoh lain, saat kita sedang makan kue, bagi kue tersebut menjadi dua potong lalu berikan kepada anak seraya berkata, "Ini Bunda punya kue,  Bunda potong menjadi dua, satu buat Adek,  satu lagi buat Bunda.  Adek juga kalau punya makanan harus berbagi dengan teman-teman, ya.”

Berikan pujian bila anak mau berbagi.  Kalaupun ia masih enggan untuk berbagi, tak perlu dipaksa.  Memaksanya untuk berbagi, hanya akan memberi kesan bahwa barang miliknya telah direbut oleh orang lain.    

Tentunya dibutuhkan waktu dan kesabaran dalam mengajarkan konsep berbagi pada si kecil.  Pengajarannya harus dilakukan secara berulang dan perlahan. Satu lagi yang patut diperhatikan, anak selalu mencontoh orangtuanya. Jadi, orangtua harus menjadi panutan yang baik. Apa yang dilihat dan dipelajari anak dari orangtua, itulah yang ditiru dan diterapkan dalam interaksinya dengan lingkungan.

ARTIKEL TERKAIT