Mendidik Anak Praremaja untuk Mandiri

Saat anak memasuki usia praremaja, ia akan menunjukkan tanda-tanda ingin mandiri. Mereka sangat ingin dianggap telah besar atau dewasa, namun pada kenyataannya kemampuan dan pengalaman mereka masih belum cukup. Tidak heran jika mereka sewaktu-waktu masih membutuhkan bantuan dari orangtua.

Anak-anak praremaja memang terlihat agak tanggung. Dikategorikan masih anak-anak bukan, tapi dimasukkan dalam kategori remaja juga belum bisa. Anak usia 10-12 tahun bisa mengalami krisis kepribadian jika masih dianggap kecil dan belum bisa apa-apa.

Pada masa inilah masa yang tepat untuk mulai melepas pengawasan dan bantuan pada anak agar mereka semakin terlatih hidup mandiri sebelum memasuki fase usia berikutnya. Seiring pertumbuhan usia, anak praremaja diharapkan dapat memikul tanggung jawab yang lebih besar dan memiliki tugas yang lebih berat dan rumit dibandingkan anak-anak di usia lebih muda.

Berikut beberapa trik untuk mendidik anak praremaja agar terlatih mandiri:

  1. Atur jadwal tugas rutin secara rinci dengan mengajaknya berdiskusi dua arah.
  2. Buat konsekuensi yang akan diterima jika mereka lalai mengerjakan tugasnya.
  3. Buatlah daftar tugas secara spesifik dan jelas agar mereka mampu memahami pentingnya melakukan tugas rumah tangga sebagai bekal kehidupan masa depannya.
  4. Biarkan anak mengerjakan tugas dengan caranya sendiri, selama masih dalam batas waktu yang telah ditentukan.
  5. Beri evaluasi pada setiap tugas yang telah mereka selesaikan. Jika masih belum sempurna, beri waktu dan kesempatan lain untuk memperbaikinya.

Setiap tugas yang diberikan dengan cara kompromi pasti lebih terasa ringan dan mudah dilakukan, ketimbang tugas yang diberikan dengan cara perintah. Jika perlu, Bunda adakan pelatihan khusus untuk ketrampilan-ketrampilan tertentu seperti memasak, belanja ke pasar, atau menghias ruang kamar agar mereka pun perlahan mulai siap dihadapkan situasi yang umumnya dialami orang yang lebih dewasa.

Dengan cara ini, anak-anak praremaja diharapkan sudah bisa melakukan semua tugas rumah tangga yang lebih kompleks secara mandiri, tanpa banyak dibantu dan diawasi penuh oleh orangtua. Dan bukan hal yang tidak mungkin, anak tumbuh menjadi seorang yang memiliki skill set yang beragam.

ARTIKEL TERKAIT