Tips Praktis Menghadapi Anak Yang Suka Membangkang

Apakah si kecil kerap membangkang pada Bunda? Diminta untuk mandi dia akan bilang "malezzz", diminta untuk makan, dia bilang enggak mau! Tarik napas dalam-dalam Bun, sabar, sikap membangkang anak akan hilang dengan sendirinya kok, bila orangtua tahu bagaimana menghadapinya secara tepat.

Lagi pula dilihat dari sisi lain, membangkang justru pertanda baik.Kenapa? Karena anak sudah bisa menunjukkan jati dirinya bahwa dia merupakan individu  yang berbeda dari ayah dan bundanya.  Selain itu, membangkang merupakan bagian dari proses perkembangan anak balita.  

Namun memang benar, kalau anak yang suka membangkang perlu ditangani.  Sikap ini bila dibiarkan dikhawatirkan akan menetap dan terbawa hingga anak dewasa sehingga tidak baik untuk kehidupannya kelak.

Berikut tips prakis menghadapi anak  yang suka membangkang:

  • Komunikasi aktif.
    Sikap membangkang bisa direndam dengan selalu mengajak anak berkomunikasi aktif. Ajukan setiap peraturan dengan disertai penjelasan."Habis main seharian, Kakak perlu mandi karena badan Kakak banyak kumannya. Kalau enggak mandi, bisa mengundang penyakit, lo." Komunikasi semacam itu akan membantu anak memahami konsekuensi bila ia tak melakukan peraturan itu. 
  • Hindari mendikte anak.
    Tantangan Bunda adalah menciptakan cara kreatif untuk membujuk anak dan hindari cara mendikte. Contoh, berikan instruksi dengan gaya mengajak. "Kakak Ini sudah jam berapa? Gimana kalau mandi dulu? Nanti keburu sore."
  • Sikapi dengan lemah lembut.
    Usahakan untuk tidak mudah terpancing emosi oleh penolakan si kecil. Berikan penjelasan dengan lemah lembut. "Tolong bereskan mainannya dong sayang"  Bila anak menolak dengan berkata “Enggak mau. Males", kita bisa bilang “Wah, nanti kalau mainannya hilang satu, Kakak enggak bisa main lagi."
  • Menghargai perilaku positif.
    si kecil  bersedia makan sesuai waktu yang sudah ditentukan. Ucapkan, "Wah, Bunda senang banget  lihat Kakak mau makan dengan lahap." Sesekali berikan reward untuk perilaku positifnya dengan memberikan hal sederhana yang disukainya, seperti vidoran Gummy yang pasti disukai anak-anak dan bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan vitamin hariannya.
  • Konsisten terhadap aturan yang telah dibuat.
    aturan yang konsisten juga melatih anak agar tahu bahwa hidup tak bisa diatur semau-maunya sendiri. "Kakak harus tidur jam 8, karena kalau kemalaman, besok Kakak kesiangan ke sekolah. Kalau kesiangan, Kakak enggak akan sempat main ayunan dulu, karena harus buru-buru masuk kelas."
  • Introspeksi.
    ntrospeksi dibutuhkan untuk mencari penyebab sikap membangkang anak, jangan-jangan karena kesalahan orangtua. Contoh, karena cara kita memberi perintah seperti membentak,  jadinya si kecil malah memberontak.

Semua saran tadi bisa jadi praktiknya tak semudah teorinya. Untuk itulah kesabaran orangtua amat dibutuhkan. Jika sikap membangkang anak semakin tidak dapat dikendalikan, berkonsultasi dengan ahli dapat menjadi alternatif.  Terkadang penyebab sikap membangkang anak karena pola asuh yang keliru sehingga  orangtua juga  perlu menjalani terapi atau konsultasi psikologi.