Kalau kamu berjalan-jalan ke suatu kota, pernahkah menemui ikon dari kota tersebut? Ikon merupakan ciri yang menandakan suatu hal. Kalau ikon kota biasanya berupa tugu, monumen, atau tempat wisata yang menjadi ciri khas kota tersebut. Misalnya saja, Jakarta memiliki Monas sebagai ikon kotanya. Saat kita menyebut Monas, maka orang lain akan langsung mengetahui bahwa kota yang dimaksud adalah kota Jakarta.

Nah sekarang, kita pelajari yuk ikon dari kota lain
di Indonesia yang tidak kalah menarik!

Sudah pernah kemana saja di Indonesia? Yuk ikut aku jalan-jalan!
Halo, sekarang kita ada di Makassar!
Jika biasanya yang menjadi ikon kota adalah tugu atau monumen, berbeda dengan kota Makassar. Di tahun 2012 lalu, Pantai Losari resmi ditunjuk menjadi ikon kota Makassar lho! Pantai yang dulunya dikenal sebagai pasar ikan tempat para pribumi berjualan ini, diberi nama Losari pada jaman pemerintahan Belanda. Selain terkenal karena keindahan pantainya, Pantai Losari juga dikenal karena keindahan pemandangan matahari terbenam. Kalau berkunjung ke Sulawesi, jangan lupa ajak Ayah dan Ibu ke Pantai Losari ya!
Wow, aku di Surabaya lho rek! Yuk kenalan sama ikon kota ini!
Kalau pernah ke Surabaya dan melihat patung Hiu Sura dan Buaya, artinya kamu sedang melihat ikon kota Surabaya! Patung yang terletak di depan kebun binatang Surabaya ini, konon katana merupakan gambaran Hiu Sura dan Buaya yang sedang bertarung untuk memperebutkan daerah. Dalam pertarungan ini, buaya mendapat gigitan di ekor sebelah kanan sehingga sejak itu ekornya selalu membelok ke kiri, sementara ikan Hiu Sura juga tergigit ekornya sehingga hampir putus. Pertarungan ini sangat berkesan di hati masyarakat Surabaya, sehingga nama Surabaya selalu dikaitkan dengan peristiwa ini. Dari peristiwa ini kemudian dibuatlah ikon Kota Madya Surabaya yaitu berupa gambar Ikan Hiu Sura dan Buaya.
Akhirnya sampai juga kita di Bandung!
Wah, kita sampai di Bukit Tinggi nih!
Siapa nih yang pernah diajak Ayah dan Bunda mengunjungi kota Bandung? Pernahkah kamu berkunjung ke Gedung Sate? Gedung Sate merupakan ikon kota Bandung yang sudah berdiri sejak Juli 1920. Saat negeri kita masih dijajah Belanda, gedung ini menjadi pusat pemerintahan Belanda dan dinamakan Gedung GB. Tapi karena masyarakat Bandung menilai simbol di puncak bangunan Gebe mirip tusuk sate, maka sejak saat itu Gedung ini disebut dengan Gedung Sate.
Terletak di pusat kota Bukittinggi, Jam Gadang dikenal sebagai ikon kota Padang. Selain usianya yang sudah tua sehingga menjadikannya jam antik, Jam Gadang ternyata juga memiliki beberapa keunikan seperti angka-angka pada jamnya yang di luar kebiasaan lho! Penulisan angka jam di Jam Gadang ini menggunakan angka romawi berupa, I, II, III, namun hal ini tidak berlaku di angka 4. Jika seharusnya kita menulis angka 4 dengan IV, di jam Gadang angka 4 dituliskan IIII. Tahukah kamu, ternyata mesin dari Jam Gadang ini dipercaya hanya ada 2 di dunia, yakni Big Ben di Inggris dan Jam Gadang Bukittinggi.
Tebak aku ada di mana? Ya benar, aku sedang di Palembang!
Haloo Pontianak, aku datang teman-teman!
Siapa yang tahu, apa nama jembatan di Palembang yang berwarna merah dan terbentang di atas Sungai Musi? Ya, ini dia Jembatan Ampera. Jembatan sepanjang 1.177 meter yang menghubungkan dua daratan Palembang, yakni Seberang Ulu dan Seberang Ilir. Pada awalnya, Jembatan Ampera begitu istimewa karena bagian tengah jembatan ini bisa terangkat saat ada kapal yang melintas di bawah. Tapi seiring berjalannya waktu, hal ini tidak lagi dilakukan karena mengganggu lalu lintas di atas jembatan. Walaupun begitu, Jembatan Ampera tetap saja menjadi kebanggaan masyarakat Palembang.
Tahukah kamu, di belahan dunia ini ada beberapa kota dan negara yang dilalui garis khatulistiwa. Namun di antara semua kota tersebut, hanya Pontianak satu-satunya kota yang tepat dilintasi garis khatulistiwa sehingga kota Pontianak juga dikenal dengan sebutan Kota Khatulistiwa. Tidak heran dong kalau Tugu Khatulistiwa menjadi ikon terkenal dari kota yang terletak di Kalimantan Utara ini. Tugu Khatulistiwa pada dasarnya merupakan menara yang dibangun oleh ahli geografi Belanda.
Aku ada di kota paling ujung dari Indonesia, Aceh! Ikuti perjalananku di sini ya!
Masjid yang merupakan bangunan termegah pada abad ke-18 ini, dibangun pertama kali pada tahun 1612 oleh Sultan Iskandar Muda Mahkota Alam. Wow, sudah tua sekali ya usianya? Namun, Masjid ini beberapa kali mengalami perluasan dan renovasi sampai sekarang memiliki 7 kubah, 4 menara dan 1 menara induk dengan luas kurang lebih 4 hektar. Pada saat Aceh terkena musibah tsunami tahun 2004, Masjid Baiturrahman adalah salah satu bangunan yang tetap berdiri kokoh saat bangunan di sekitarnya rata dengan tanah. Wah, masyarakat Aceh pasti begitu menyayangi Masjid ini ya.
Aku sedang di Kediri nih. Tapi bangunan ini seperti di Paris ya
Kabupaten Kediri di Jawa Timur juga punya sebuah landmark yang menjadi ikon. Terletak di simpang lima kota Kediri, berdiri sebuah monumen yang bentuknya mirip Arc de Triomphe di kota Paris, Perancis. Monumen ini dinamakan Monumen Simpang Lima Gumul, atau masyarakat biasa menyingkatnya SGL. Konon katanya, pembangunan monumen ini terinspirasi dari cita-cita salah satu raja Kediri yang ingin menyatukan lima wilayah di Kediri. Sejak didirikan tahun 2008, Monumen Simpang Lima Gumul selalu ramai karena menjadi tempat berkumpulnya anak-anak muda di Kediri lho.
Asik, ini pertama kalinya aku sampai ke Yogyakarta lho!
Kalau lagi ke Jogja dan jalan-jalan ke daerah Malioboro, kamu pasti melewati Tugu yang tepat berada di tengah persimpangan ini. Bernama asli Tugu Pal Putih namun lebih sering dikenal dengan nama Tugu Jogja, kawasan ini selalu ramai dikunjungi turis untuk sekedar berfoto. Tapi, harus hati-hati ya kalau foto di sini karena banyak kendaraan yang lalu lalang. Tugu yang dibangun oleh Hamengkubuwana I ini, konon katanya berada di satu garis lurus dengan Gunung Merapi dan Kraton yang juga terkenal di Jogja.
Setelah berkeliling, akhirnya kembali lagi ke Jakarta!
Nah, kalau yang satu ini kalian pasti tahu dong? Monumen Nasional dengan puncak emas, yang terletak di Jakarta, siapa pernah berkunjung ke sini? Menurut sejarah, Monas dibangun oleh presiden pertama kita, Ir. Soekarno sebagai lambang perjuangan Indonesia dalam melawan penjajah. Emas di puncaknya melambangkan semangat perjuangan bangsa Indonesia yang tidak pernah padam. Jika berkunjung ke sini, kamu bisa memasuki Monas bahkan naik sampai puncak dengan membayar sejumlah uang. Dari atas, kamu bisa melihat indahnya kota Jakarta serta gedung-gedung di sekitar Monas. Kapan ajak Ayah dan Bunda ke sini yuk!