Ketahui Penyebab Anak Sulit Makan Agar Kebutuhan Gizi Terpenuhi

Apakah anak Anda sulit makan dan tidak tahu apa penyebabnya? Menurut Dr. Endang D. Lestari SpA(K), MPH, Ketua UKK Gizi dan Penyakit Metabolik, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), salah satu penyebab anak sulit makan adalah karena orangtua belum membuat jadwal makan yang teratur buat anak.
"Jangan sampai anak dibiarkan makan semaunya. Seharusnya anak dibiasakan makan teratur dengan tiga makanan utama dan dua makanan selingan. Jarak antara makanan satu dan berikutnya sebaiknya tidak kurang dari tiga jam," sarannya.Jaraknya sebaiknya jangan terlalu dekat.  Jika makanan diberikan terlalu dekat, perut anak masih kenyang. Hal ini juga bisa menyebabkan anak menolak untuk makan.Hal lain yang perlu diperhatikan adalah lamanya jam makan. Waktu yang dihabiskan untuk makan tidak boleh lebih dari setengah jam. Lebih dari 30 menit, anak akan bosan dan malas makan. "Namun, banyak orangtua tetap memaksa sehingga anak dianggap susah makan. Padahal, anak bukan robot yang diberi target harus menghabiskan makanan."

Pada kesempatan yang sama, DR. Dr. R.A Setyo Handryastuti, SpA(K), Ketua UKK Neurologi, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengemukakan, ada beberapa penyebab anak sulit makan. Terkadang, sambung Handryastuti, orangtua berlomba-lomba memberikan makanan yang mahal, seperti ikan salmon atau brokoli. Padahal, banyak sekali bahan-bahan di sekitar yang terjangkau."Misalnya, ikan salmon bisa diganti dengan ikan lele, tahu, dan tempe. Yang penting ada protein dan DHA terkandung di dalamnya. Ganti brokoli dengan kangkung atau bayam. Memang dibutuhkan kreativitas dari para orangtua jangan terpatok pada satu bahan saja."
Selain itu, penyebab anak sulit makan juga karena makanan yang diberikan kadang-kadang masih sama saat anak masih bayi. "Misalnya, terlalu sering diberikan nasi dengan sop. Sesekali nasi bisa diganti dengan kentang, mi, atau bihun," kata Handryastuti.

Orangtua sebaiknya tidak membiarkan anak yang sulit makan. Mereka butuh kecukupan gizi yang penting untuk perkembangan otak. Masa pembuahan dan kehamilan adalah saat terpenting untuk memerhatikan kebutuhan anak,  atau seribu hari pertama kehidupan anak. Fondasi ini sangat penting untuk kemampuan kognitif dan sosial, kesuksesan dalam pendidikan, dan produktivitas di masa depan anak.

FOTO: SULITMAKAN.JPG – FEEDINGGUIDE.COM.AU