Sagu dikenal sebagai makanan pokok masyarakat yang tinggal di kawasan Timur Indonesia. Bahan sagu didapat dari pohon palem yang banyak tumbuh di daerah Maluku dan Papua.
Karena banyak mengandung karbohidrat, wajar bila sagu disebut sebagai pengganti nasi. Bahkan, kandungan nutrisi dalam sagu sama amannya dengan bahan makanan beras merah, ubi jalar dan gandum. Hal itu disebabkan sagu tidak mengandung kadar gula yang berbahaya bagi tubuh. Sayangnya, bahan ini kurang populer dikonsumsi mereka yang tinggal di perkotaan dan banyak yang belum familier dengan tekstur dan rasanya.
Manfaat sagu
Sebuah penelitian menunjukkan, kombinasi sagu dan protein dapat menunda rasa lapar. Itu sebabnya, sagu banyak dikonsumsi oleh para atlet olahraga. Dari riset yang dilakukan para ahli, sagu bisa menambah stamina atlet olahraga sepeda.
Selain orang dewasa, anak-anak juga bisa mengonsumsi sagu sejak usia balita. Kandungan yang ada di dalam sagu berukuran 100 gram yakni:
- Karbohidrat 94 gram
- Protein 0,2 gram
- Serat 0,5 gram
- Kalsium 10 miligram
- Zat besi 1,2 miligram
Beberapa manfaat yang dikandung sagu antara lain:
- Mencegah penggumpalan darah.
- Mengandung prebiotik yang baik untuk pencernaan.
- Sumber Kalsium dan fosfor.
- Alternatif bagi pengidap diabetes.
Olahan sagu
Umumnya, sagu dijual dalam bentuk tepung. Hal ini untuk mempermudah pengolahannya menjadi aneka makanan lain yang menggugah selera. Dalam penerapannya, ada beberapa contoh makanan yang terbuat dari bahan baku sagu, yaitu:
- Diolah menjadi bubur.
- Bahan campuran untuk membuat empek-empek dan bakso.
- Kombinasi antara tepung terigu dan sagu sebanyak 30 persen untuk membuat biskuit.
- Pengganti tepung terigu untuk pembuatan kue kering.
Karena kandungannya aman bagi tubuh, sagu bahkan juga bisa dicampur langsung dengan susu formula anak. Cara ini biasanya dilakukan untuk mengatasi sembelit pada bayi yang udah mulai menyantap MPASI.
Yuk, kita kenalkan sagu kepada si Kecil agar variasi makanan yang dikenalnya makin bertambah.