Anakku kok, Pemarah?

Tak jarang anak yang biasanya manis dan penurut mendadak menjadi pemarah. Jika ini terjadi pada anak usia 2,5 sampai 6 tahun, wajar saja kok, Bunda. Perkembangan emosi anak di usia ini memang cenderung mudah sekali meledak. Jangan ikut terbawa emosi dan balik memarahinya. Sebaiknya Bunda segera mencari tahu mengapa ia mendadak seperti itu.

Cari perhatian
Coba introspeksi, mungkin anak sedang merasa terabaikan. Misalnya, kehadiran adik baru yang menyita perhatian semua orang. Yang biasanya ia selalu dinomersatukan, jadi merasa sedikit tersingkirkan dengan hadirnya si adik mungil. Untuk itu, libatkan selalu anak mulai dari saat mengandung dan pengasuhan adiknya.

Merasa tak nyaman
Lingkungan dan suasana baru kerap membuat anak tak nyaman. Misalnya diajak ke mall atau pesta yang hiruk pikuk. Ia akan melampiaskan dengan cara marah-marah atau malah menangis. Bunda bisa mengenalkan anak dengan teman yang juga membawa anak, lalu biarkan mereka bermain bersama.

Capek atau tak enak badan
Di usianya, anak belum bisa mengungkapkan perasaan seperti orang dewasa. Badan yang lelah atau tidak sehat membuat ia gampang rewel atau marah. Coba tawarkan ia apa yang diinginkannya dan buatlah ia senyaman mungkin.

Stres
Jangan salah, anak juga bisa stres. Misalnya karena tidak mendapatkan mainan yang diinginkannya. Ia akan melampiaskan kekesalannya dengan cara menangis atau ngambek. Bujuk dia dan tanyakan apa keinginannya. Katakan kalau ada cara lain untuk minta sesuatu selain marah atau ngambek.

Ingatkan juga kepada si Kecil, Bunda, bahwa di bulan puasa ini adalah waktu yang tepat untuk berlatih menahan amarah dan emosi, sambil berpuasa. Jadi di usianya saat ini si Kecil bisa berlatih beribadah sekaligus mengendalikan diri.