Hindari Hal Ini Saat Memuji Anak

Banyak orangtua yang bingung bagaimana seharusnya mereka memuji anaknya. Apa bentuk perilaku yang layak dipuji? Seberapa sering perlu memuji anak dan bagaimana bentuk pujian yang benar?

Meskipun tidak ada formula rahasia yang tepat tentang pujian anak, tapi para ahli meyakini bahwa Anda harus memahami kapan, di mana, dan bagaimana memuji mereka.

Jenn Berman, PhD, terapis perkawinan dan keluarga yang juga penulis buku The A to Z Guide to Raising Happy and Confident Kids mengatakan, "Sebagai orangtua, sadarkah Anda bahwa kita menjadi pencandu pujian? Kita menjadi over-praise atau terlalu membanggakan anak-anak kita."

Dengan memberikan banyak pujian kepada anak, orangtua seringkali berpikir bahwa mereka sedang membangun kepercayaan diri anak. Padahal dalam kenyataannya, justru sebaliknya.

Nah, apa saja yang bisa terjadi bila Anda salah memuji anak dan apa yang harus dihindari saat memuji anak?

1. Memosisikan anak sudah melakukan yang terbaik

Anda tahu apa yang dilakukan anak sebenarnya tak terlalu spektakuler, tapi Anda merasa harus memujinya agar ia terus semangat.

Tapi, bila pujian Anda memosisikan buah hati melakukan yang terbaik, apalagi bila dilakukan berulang, maka sebagian anak malah akan merasa mudah puas dan tak ada keinginan menambah kemampuannya.

"Meskipun maksudnya baik, hal ini sebenarnya dapat menghambat perkembangan kemampuan anak," kata Paul Donahue, PhD, pendiri dan direktur Child Development Associates.

2.  Pujian yang “mengancam”

Misalnya, anak memenangkan lomba olahraga dan Anda mengatakan, “Mama sayang banget sama kamu soalnya kamu anak hebat. Setiap ada lomba olahraga, kamu selalu juara!”

Pujian yang demikian justru bisa menjadi bumerang bagi anak. Bukannya semakin bangga, anak malah akan diliputi ketakutan dan kekhawatiran. Ia akan takut mengambil risiko, karena takut tidak mampu untuk tetap berada di "atas" yang menyebabkan orangtua akan berhenti memuji mereka.

3. Sering memuji untuk hal kecil

"Sering memuji anak, tanpa Anda sadari, pada akhirnya malah terkesan Anda meremehkan kemampuan anak," kata Berman.

Misalnya, saat buah hati melakukan satu hal positif yang juga dilakukan anak lain dan Anda memujinya berlebihan. Saat anak beranjak besar, ia akan merasa bahwa orangtua menganggap dia tak mampu seperti temannya, sehingga hal kecil yang dilakukan pun bisa membuat orangtuanya bangga.

Ini juga bisa membuat anak merasa harus mendapat persetujuan orangtuanya sepanjang waktu dan terus-menerus melihat ke orangtua apakah yang dilakukannya sudah benar.

Jadi, untuk menghindari hal-hal di atas, para ahli mengatakan bahwa kualitas pujian lebih penting daripada kuantitas. Jika pujian tulus, jujur, dan terfokus pada upaya bukan hasil, pujian sah-sah saja diberikan.

FOTO: frommomtomoms.com