Latih Anak Berani Tidur Sendiri

Apakah buah hati masih tidur bersama Anda? Atau ia sudah berani tidur di kamarnya sendiri? Melatih anak tidur sendiri alias terpisah memang tak selalu mudah. Rasa takut dan perasaan tidak aman bisa membuat anak enggan tidur terpisah dari orangtuanya. Apalagi, jika orangtua tidak sejak dini melatih anak untuk tidur sendiri. Kenapa anak-anak sebaiknya tidur terpisah dari orangtua? Tentu, yang utama adalah untuk melatih kemandirian. Menurut pakar, anak-anak bisa tidur sendiri sejak usia dua tahun. Sebelum memisahkan anak, ada baiknya menjelaskan kenapa ia harus tidur terpisah dari orangtua. Berikan penjelasan tentang manfaatnya dengan bahasa sederhana yang mudah dimengerti anak. Lakukan rutinitas sebelum tidur bersama anak, seperti membacakan dongeng atau mengecup sambil mengucapkan selamat tidur, di kamar anak. Meskipun anak belum begitu siap untuk tidur sendiri, membiasakan anak dengan rutinitas ini sangat penting.
Nah, beberapa tips berikut juga bisa membantu Anda melatih anak untuk berani tidur sendiri:

Kamar yang Lucu
Lingkungan yang nyaman sangat membantu anak tidur di kamarnya sendiri. Orangtua bisa mengubah penampilan kamar tidur sesuai selera anak dan libatkan ia untuk mengaturnya. Orangtua harus kreatif dan mendorong anak mendekor kamar tidurnya dengan hiasan yang ia suka dan menarik. Misalnya, menghiasi kamar tidur dengan poster, stiker karakter kartun, lampu tidur, atau sprei serta bantal favorit. Pilih warna kesukaan anak sebagai warna dinding kamar. Menghias kamar tidur anak dengan gambar-gambar yang positif juga akan membuat anak fokus pada hal-hal positif, sehingga ketakutan dan kecemasan anak akan berkurang ketika mulai tidur sendiri.

Pindahkan TV
Aktivitas atau benda-benda seperti televisi atau gadget juga bisa membuat anak sulit tidur. Televisi, komputer, dan perangkat elektronik lain bisa membuat suasana kamar tidur menjadi tidak kondusif, jadi sebaiknya dipindahkan saja."Lampu tidur yang remang-remang bisa membantu anak agar lebih mudah tidur," kata Judith Owens, MD, co-author buku Take Charge of Your Child’s Sleep.

Ciptakan Rutinitas
Menggosok gigi, mengenakan baju tidur, atau mandi dengan air hangat, bisa dijadikan aktivitas rutin sebelum berangkat tidur. Ritual ini akan membuat anak lebih aman dan nyaman saat berada di kamarnya. "Rutinitas akan membantu menurunkan tingkat stres anak. Selain itu, beberapa hal yang rutin dilakukan sebelum tidur juga akan membuat anak terlatih tidur tepat waktu," lanjut Judith.

Kurangi Kehadiran
Saat mulai melatih anak tidur terpisah, pelan-pelan orangtua bisa meninggalkan anak sendiri di kamarnya. “Dengan begitu, anak tak akan tergantung pada kehadiran orangtuanya,” kata Judith. Kalaupun Anda memilih bertahan di kamar tidur anak sampai ia tertidur, ada baiknya Anda tidak ikut berbaring di ranjangnya. Pelan-pelan, jauhi ranjang anak sambil menungguinya tertidur untuk mengurangi ketergantungan Si Kecil pada Anda.

Merasa Aman
Kenyataan bahwa tak ada orangtua di sampingnya atau bayangan akan kehadiran monster dari bawah ranjang bisa membuat anak sulit tidur dan lama terjaga. Orangtua sebaiknya melakukan sesuatu yang bisa membantu anak merasa aman dan nyaman, sekaligus membuang perasaan takutnya. Misalnya dengan membiarkan anak tidur dengan benda-benda kesayangan seperti selimut atau boneka kesukaannya. Biarkan anak merasakan kehadiran benda-benda kesayangannya tadi, sehingga pelan-pelan rasa takutnya terbuang.

Tambah Waktu
Banyak orangtua yang meninggalkan anak begitu saat tidur tiba dan berjanji akan datang beberapa saat lagi. Ingat, Anda harus menepati janji. Tapi, tambahkan interval waktunya, misalnya dimulai dari 5 menit waktu anak untuk menunggu, kemudian ditambah lagi. Idealnya, anak akan tertidur pada interval ia menunggu tersebut. Jika Anda kembali sebelum lima menit, bisa jadi anak masih belum tidur. "Tapi jangan terlalu lama juga. Jika Anda terlalu lama pergi, anak akan cemas dan takut sehingga membuat situasinya malah jadi makin sulit," kata Judith.

Harus Konsisten
Banyak orangtua yang masih tidak tega meninggalkan anak tidur terpisah, apalagi jika buah hati terhitung masih kecil. Jangan terlalu terpengaruh oleh rengekan atau tangsian anak. Jadi, jika anak pindah ke kamar tidur Anda di tengah malam, temani dia kembali ke kamarnya tanpa terlalu banyak interaksi. Cukup katakan, "Yuk, Mama antar kamu kembali ke kamarmu." Sangat penting untuk meyakinkan anak agar kembali ke kamar tidurnya setiap kali hal ini terjadi. Jika tidak, anak akan makin sering pindah ke kamar tidur Anda.

Beri Reward
Seperti kebiasaan-kebiasaan baik lainnya, jangan segan untuk memberi anak reward jika ia sudah mau tidur sendiri di kamarnya. Misalnya, ajak anak pergi ke supermarket dan memilih boneka teman tidur atau mainan kesukaannya. "Ini akan membantu anak mengasosiasikan kebiasaan baik dengan reward," kata Judith.