Mengoptimalkan Potensi Genetis Kecerdasan Anak Sejak dalam Kandungan

Kabar gembira bagi Bunda yang tengah menjalani kehamilan. Gaya hidup sehat saat hamil, seperti lebih banyak makan sayur dan berolahraga telah terbukti tidak hanya membuat janin  tumbuh sehat, namun juga cerdas. "Apa yang Bunda lakukan saat hamil dapat memiliki banyak pengaruh pada perkembangan otak janin dan kecerdasannya di masa depan," kata Diane Ashton, M.D., M.P.H., wakil direktur medis dari March of Dimes, seperti yang dimuat dalam laman www.parents.com.

Berikut beberapa kebiasaan yang dapat membangun potensi kecerdasan si kecil sejak dalam kandungan yang sudah terbukti dalam penelitian:

•   Konsumsi asam folat

Mengonsumsi asam folat telah lama diketahui memainkan peran kunci dalam pembentukan sel-sel otak janin yang sehat. Sebuah penelitian terbaru yang diterbitkan Journal of American Medical Association menemukan wanita yang mengonsumsi asam folat sejak dini, (dari empat minggu sebelum konsepsi hingga delapan minggu usia kehamilan), memiliki risiko 40%  lebih rendah melahirkan anak dengan autisme.

Untuk mendapatkan lebih banyak asam folat, carilah sumber-sumber asam folat yang baik,  susu vidoran Ibunda, misalnya. Susu vidoran Ibunda tidak hanya mengandung asam folat, namun juga asam lemak omega-3, terutama DHA. DHA memiliki dampak besar pada produksi neuron di otak. Susu vidoran Ibunda juga mengandung zat besi yang dapat membantu mendorong pertumbuhan sel darah merah yang sehat. Salah satu fungsi sel darah merah adalah membawa oksigen ke otak janin.

•   Berolahraga

Berolahraga tidak hanya memberi Bunda stamina yang dibutuhkan untuk persalinan, namun juga memperkuat jaringan otak si calon bayi. Menurut sebuah penelitian di Journal of American College of Sports Medicine, anak-anak dari ibu yang berolahraga selama kehamilan mendapat skor lebih tinggi pada tes keterampilan berbahasa dan kecerdasan pada usia 5 tahun dibandingkan dengan anak-anak dari ibu yang tidak aktif. Mengapa? Saat berolahraga, tubuh menghasilkan kortisol (hormon stres) dalam tingkat sedang yang bermanfaat dalam meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan otak janin. Para ahli merekomendasikan 30 menit olahraga dengan intensitas sedang setiap hari untuk ibu hamil.

•   Perhatikan tiroid

Ibu yang mengalami masalah tiroid saat hamil perlu segera diobati. "Hormon tiroid yang terlalu banyak atau terlalu sedikit dalam darah ibu dapat berbahaya bagi janin," kata Lise Eliot, Ph.D., penulis What Going On in There? How the Brain and Mind Develop in the First Five Years of Life. Rendahnya kadar hormon tiroid telah dikaitkan dengan defisit IQ di masa kanak-kanak. Para peneliti tidak merekomendasikan skrining hormon tiroid untuk semua wanita hamil, tetapi pada ibu yang berisiko perlu dimonitor dengan tes darah sederhana. Untuk membantu menjaga kelenjar tiroid berfungsi normal, konsumsi 220 mcg yodium per hari. Yodium  ditemukan dalam susu atau garam beryodium.

•  Mengobrolah dengan janin

Memang terkadang terasa konyol berbicara dengan janin, tetapi itu dapat membantu Ibu membentuk hubungan intim sejak dini, kata penasihat orangtua Harold Koplewicz, M.D., presiden Child Mind Institute, di New York City. Penelitian menunjukkan sekitar usia 3 bulan kehamilan, janin dapat mendengar dan merespons suara. Bunda dapat berbicara, bernyanyi, atau membacakan cerita untuknya. Beberapa penelitian menunjukkan bayi tampak tenang saat mendengar lagu, dongeng, atau suara yang sering ia dengar  sewaktu di dalam rahim.

•  Bersalin di usia kehamilan 39—40 minggu

Semakin lama otak janin  berkembang di dalam rahim, semakin baik. Pada usia 35 minggu kehamilan, volume otak janin masih dua pertiga dari volume otak di usia kehamilan 39 atau 40 minggu, kata Dr. Ashton. Bunda dapat membantu si calon bayi tetap tinggal lebih lama dalam rahim dengan menjalani hidup sehat, seperti tidak merokok atau minum alkohol serta mengelola penyakit serius, seperti diabetes dan stres.

Semoga Bunda dapat menjalani kehamilan dengan menyenangkan dan melahirkan buah hati yang sehat juga cerdas!