Menyapih dengan Cinta

Banyak cara menyapih, namun yang paling dianjurkan adalah penyapihan alami (natural weaning). Karena dampak psikologisnya paling ringan. Ketahuilah, pada awal proses penyapihan, anak biasanya rewel dan gelisah. Nah, dengan penyapihan alami, semua itu bisa dihindari mengingat saat memasuki usia batita sebetulnya ketergantungan anak pada ASI sudah semakin berkurang.

Berikut cara-cara yang dianjurkan dalam proses penyapihan anak batita (1-2 tahun):

  1. Sapih anak dalam keadaan sehat. Hindari saat anak sedang sakit, marah atau sedih karena akan membuat anak semakin tertekan dan tidak bahagia.
  2. Komunikasikan keinginan menyapih dengan pasangan. Penyapihan dapat berjalan lancar bila ada dukungan positif dari suami. Selain itu, berbicaralah pada anak ketika ingin menyapihnya walaupun kemampuan komunikasinya belum berkembang baik. Misal, "Adek, minum susunya siang ini diganti ya dengan jus jeruk. Sama enaknya dengan susu ASI lho."
  3. Jelaskan pada anak secara logis mengapa ia harus berhenti menyusu pada ibu. Umpamanya, karena anak sudah berusia 2 tahun, sudah pintar makan nasi, buah, sayur, dan sebagainya.
  4. Bersikap lembut tetapi tegas dan konsisten. Jangan merasa bersalah karena waktu selama dua tahun sudah cukup.
  5. Lakukan aktivitas menyenangkan antara ibu dan anak supaya ia tahu bahwa tak mendapat ASI bukan berarti tak dicintai.
  6. Jangan menawarkan ASI, atau memberikan ASI sebagai jurus ampuh saat anak rewel, terjatuh, atau menangis.
  7. Berikan contoh melalui lingkungan sosial anak ataupun buku-buku bacaan yang menggambarkan tentang kemandirian tokoh yang tak lagi menyusu pada ibu.