Disiplin memang perlu diterapkan seawal mungkin pada anak, karena ia perlu memahami konsep "benar - salah", sehingga ia tidak akan berlaku ceroboh. Walaupun, anak membutuhkan waktu lebih lama untuk benar-benar memahami konsep kedisiplinan seutuhnya.
Selain itu, balita juga perlu disiplin untuk mengajarkan kontrol diri, serta menghargai aturan sedini mungkin. Dengan cara ini anak akan semakin memahami dan menghargai keberadaan orang lain di luar dirinya. Sehingga, anak yang awalnya hanya peduli sama diri sendiri, menjadi lebih sensitif pada orang-orang di sekitarnya.
Cara paling mudah bagi anak-anak usia ini untuk mengurangi kecerobohan adalah melalui contoh dan bimbingan. Selain itu, mereka juga membutuhkan pembiasaan dengan pola yang sama dan konsisten.
Beberapa prinsip dasar dalam mengajarkan disiplin adalah:
1. Orangtua jadi contoh atau model bagi anak. Jangan berbicara selagi mengunyah makanan bila Anda tak ingin anak melakukannya, misalnya.
2. Konsisten dan berkelanjutan bukan hanya dalam menerapkan aturan kepada anak, tapi juga kompak antara ayah dan ibu. Bila ibu melarang anak minta mainan setiap kali ke mal, ayah pun harus juga melarang.
3. Aturan jelas, spesifik dan sesuai usia anak, melarang balita 3 tahun berlarian di dalam rumah adalah mustahil, mengingat anak usia itu sedang giat mengembangkan keterampilan motorik kasarnya. Kalau lantai sedang dipel, jelaskan saja bahwa ia bisa tergelincir, jatuh dan luka, sehingga ia tidak boleh berlari-lari di lantai yang basah.
4. Berikan pilihan dan bila dia menolak atau melanggarnya, tanyakan alasannya lalu bicarakan bersama untuk mencari solusinya. Misalnya, si Kecil selalu membuang bekal sekolahnya. Cari tahu alasannya, kemudian ajak ia memilih bekal yang disukainya.
5. Memberikan konsekuensi, yaitu:
- Memberi hukuman merupakan cara paling efektif untuk menghilangkan perilaku anak yang tidak sesuai dengan cepat, tapi jenis hukuman hendaknya bukan tindakan yang dapat menyakiti anak baik secara fisik maupun psikologis. Hukuman berarti “mengambil” apa yang menjadi kesenangannya. Misalnya, anak menolak membereskan mainan. Jelaskan bahwa hal itu bisa mencelakai orang lain dan berikan pilihan kepada anak untuk segera merapikannya. Bila tidak, dia akan “kehilangan” waktu menonton acara favoritnya di televisi.
- Memberikan hadiah dapat membantu orangtua untuk mempertahankan atau meningkatkan perilaku anak yang diharapkan. Hadiah berupa pujian atau ekspresi kasih sayang sebaiknya diberikan, misalnya kecupan atau pelukan, hindari hadiah berupa uang atau barang.