Tips Mencegah Anak dari Pelecehan Seksual

Keamanan buah hati tentu selalu menjadi prioritas kita. Maraknya berita kasus pelecehan seksual pada anak membuat kita sangat prihatin dan khawatir.

Namun, berdiam diri tidak akan menyelesaikan masalah. Edukasi terhadap anak diperlukan untuk mencegah terjadinya pelecehan seksual pada anak. Hana Yasmira, MSi., Parenting Communication Specialist, mencetuskan metode mencegah kekerasan seksual pada anak. Pedoman yang sederhana ini disebut dengan aturan pakaian dalam atau ‘underwear rule’.

Aturan pakaian dalam memberikan batasan untuk anak tentang komunikasi, interaksi, dan sentuhan dengan orang lain, di luar keluarga inti.

Berikut lima pedoman aturan pakaian dalam dirangkum dalam singkatan PANTS.

Private
Tubuh yang tertutup pakaian dalam adalah area privat. Ajari anak membedakan sentuhan baik dan sentuhan buruk. Sentuhan baik adalah penunjuk kasih sayang, contohnya belaian. Namun, belaian tak boleh dilakukan di area privat tubuh. Anak harus tahu siapa saja orang dewasa yang diizinkan menyentuh bagian pribadinya, misalnya saat mengganti baju.

Always remember your body belongs to you
Ajarkan konsep “Tubuhmu, Milikmu” dan jangan berikan istilah samaran untuk menyebut organ intim. Tujuannya supaya anak memahami fungsi dan reaksi yang terjadi ketika bagian tersebut disentuh secara paksa. Jelaskan anggota tubuh yang merupakan bagian intim bersifat pribadi dan tidak boleh dilihat atau dipegang orang lain, kecuali untuk alasan medis.

No, Means No!
Anak harus berani bilang “Tidak!” jika terdapat kontak fisik yang tidak layak dari orang lain. Ajarkan anak untuk menolak sampai ada orang yang mereka percaya datang.

Talk about secret that upset you
Ajak anak membedakan rahasia yang baik dan buruk. Pasalnya, salah satu strategi yang sering dilakukan para pelaku pelecehan seksual adalah mengajak anak bermain rahasia-rahasiaan. Menyimpan rahasia orang, faktanya membuat anak bersemangat dan merasa lebih istimewa. Maka, beri pemahaman bahwa tidak semua rahasia pantas disimpan, terutama yang membuat tidak nyaman.

Speak up! Someone can help
Jadikan komunikasi terbuka sebagai tradisi keluarga, sehingga anak tidak pernah merasa sungkan membicarakan dan membahas apa pun kepada orangtua. Anak pun tak lagi sungkan menyampaikan
apa yang mengganggunya. Sampaikan pula pemahaman bahwa keselamatan dan kebahagiaan anak adalah tanggung jawab orangtua.

Foto: childline.co.uk