3 Penyakit Musim Pancaroba

Musim pancaroba  sering disebut sebagai celah paling baik masuknya penyakit pada balita, karena  pancaroba mengakibatkan perubahan lingkungan yang merupakan salah satu pencetus timbulnya penyakit. Daya tahan tubuh anak balita yang masih lemah, juga membuatnya mudah  jatuh sakit.  Berikut penyakit-penyakit yang  umumnya muncul saat musim pancaroba dan bagaimana menanganinya:

 Gangguan Saluran Pernapasan

Yang paling umum terjadi adalah batuk. Biasanya batuk tak muncul sendirian, melainkan dibarengi flu dan pilek. Batuk yang menyertai pilek merupakan reaksi akibat lelehan lendir ke bagian belakang tenggorokan. Batuk sendiri sebetulnya muncul sebagai reaksi alamiah tubuh untuk mencegah pengentalan lendir di paru-paru.

Cara Menangani:

  •  Anak perlu banyak beristirahat, sebaiknya tunda dulu keinginannya untuk bermain di luar rumah.
  • Untuk memberikan rasa nyaman dan hangat, dada dan punggungnya bisa diolesi minyak kayu putih atau minyak telon.
  • Hindari minuman dan makanan yang merangsang timbulnya batuk, seperti es, permen, atau makanan berlemak.
  • Beri makanan dalam porsi sedikit tapi cukup sering. Pilihlah waktu makan saat batuknya agak reda agar tak timbul muntah.
  •  Sebaiknya  anak tak usah sekolah  dulu karena akan mudah menularkan anak lain.
  • Pantau selalu suhu tubuh anak apakah ia demam.
  • Bila anak mengalami demam tinggi (> 38º C) dan tampak lemas, konsultasikan kondisinya pada dokter.

Gangguan Saluran Pencernaan

Adanya perubahan cuaca juga memunculkan lalat, yang merupakan salah satu faktor pembawa/penyebar penyakit. Belum lagi gangguan pada sumber air minum yang ujung-ujungnya menyebabkan terjadinya infeksi saluran pencernaan, seperti diare. Diare mesti diwaspadai agar anak jangan sampai mengalami dehidrasi.

Cara menangani:

  •  Jika diare menyerang bayi, ASI tetap harus diberikan.
  • Sementara bagi anak di atas satu tahun, selama diare, susu sebaiknya dihentikan sementara. Pertahankan keseimbangan cairan yang keluar dan yang masuk dengan memberinya cairan lain seperti air putih atau air teh pahit.
  • Bila si kecil  menolak minum teh pahit karena rasanya tak enak, bisa tambahkan gula sedikit.
  •  Pilih bahan-bahan makanan yang tidak merangsang atau membuat mencretnya kian parah.
  • Tak perlu memaksa anak untuk makan. Perutnya yang terasa tidak nyaman tentu akan menurunkan nafsu makannya. Yang penting  adalah asupan cairan, jangan sampai anak mengalami dehidrasi.

·        Segera bawa ke rumah sakit terdekat  jika terlihat  gejala dehidrasi, yakni anak jarang buang air kecil, urine berwarna lebih gelap serta berbau lebih kuat, dan kulitnya tampak kering.

·        Pada bayi, Bunda bisa perhatikan ubun-ubunnya, bila ia dehidrasi, ubun-ubunnya akan tampak  menyusut. Ketika menangis,  air mata yang keluar sedikit, popok tetap kering setelah beberapa jam, kurang aktif, rewel, dan mudah mengantuk. Bila ada tanda-tanda ini, segera bawa bayi ke rumah sakit terdekat.

Sakit Mata

Sakit mata yang ringan sering timbul kala pergantian musim. Terlebih karena saat musim pancaroba, udara sering terpolusi. Akibatnya, mata anak yang memiliki riwayat alergi kerap jadi merah.  Kondisi ini bisa diperparah dengan tercemarnya sumber air, sehingga menyebabkan peradangan pada mata.

Secara umum, penyakit mata ditandai dengan mata berair, mata merah, mengeluarkan kotoran berlebih, yang bisa disertai gatal-gatal dan silau. Bisa pada satu salah satu mata atau bahkan keduanya. Bisa ringan, bisa juga makin parah dari hari ke hari.  

Cara Menangani:

  • Bila karena alergi, tak perlu diapa-apakan.
  • Minta anak untuk tidak mengucek mata.  Jika mata merah sering dikucek, bisa berkembang menjadi infeksi atau menyebabkan peradangan.
  • Amat dianjurkan untuk tidak memberi obat-obatan bebas yang ada di pasaran.  Umumnya orangtua akan sulit membedakan apakah mata merah si kecil disebabkan alergi atau bukan. Lebih baik periksakan anak ke dokter.