Penyakit Langganan Yang Sering Datang  Saat Liburan

Mengapa saat menikmati liburan si kecil justru sering jatuh sakit? Salah satu penyebabnya adalah kelelahan fisik dan mental akibat perjalanan jauh, Bun. Bukankah kelelahan bisa menyebabkan penurunan daya tahan tubuh sehingga membuat anak  mudah terserang penyakit? Perubahan cuaca dan perbedaan suasana juga bisa  memicu stres psikologis yang bisa menurunkan kekebalan tubuh. Ini belum termasuk,

beberapa jajanan favorit saat berlibur, seperti es krim, permen, dan cokelat, bisa memicu terjadinya iritasi atau radang tenggorokan.

Berikut  penyakit langganan yang sering datang saat liburan dan bagaimana mengatasinya:           

DIARE

Penyebab diare yang paling sering adalah infeksi dan keracunan. Kedua jenis diare ini berhubungan dengan makanan dan kebersihan yang biasanya kurang terjaga saat berlibur. Diare adalah kondisi buang air besar yang lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja, dengan frekuensinya tiga kali atau lebih dalam sehari.

Lalu bagaimana cara mengatasinya? Biasanya saat anak diare, kita langsung memberinya obat antidiare, bukan begitu, Bun? Ternyata ini kurang tepat. Karena diare sebenarnya juga cara tubuh untuk membuang kuman yang membahayakan tubuh.

Untuk itu, pengobatan diare biasanya dititikberatkan pada penggantian cairan, elektrolit, dan nutrisi yang hilang. WHO dan Departemen Kesehatan RI menerapkan program pengendalian penyakit diare yang dikenal dengan LINTAS DIARE (Lima Langkah Tuntaskan Diare), meliputi: (1) pemberian oralit; (2) pemberian tablet/syrup zinc selama 10 hari; (3) pemberian ASI/makan seperti biasa; (4) pemberian antibiotik secara selektif; dan (5) edukasi kepada ibu/keluarga.

 ISPA

ISPA adalah infeksi saluran napas akut. Gejalanya anak mengalami  demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan sesak. ISPA yang paling sering dijumpai pada anak balita adalah radang tenggorokan (pharyngitis)  yang bisa dipicu oleh makanan/minuman tertentu, seperti: es, permen, gorengan, cokelat, dll. Jenis makanan inilah yang banyak disuguhkan saat liburan. Selain itu, ISPA juga penyakit yang mudah menular (hanya dengan percikan air ludah). Saat berlibur, anak umumnya akan banyak bertemu dengan banyak orang dan membuat penularan ISPA sangat dimudahkan.

Penanganan ISPA meliputi pemenuhan kebutuhan nutrisi dan cairan anak, berikan ASI lebih sering dari biasanya (jika masih menyusu). Obat penurun panas (parasetamol) bisa diberikan bila anak mengalami demam. Antibiotik akan diresepkan oleh dokter jika memang diperlukan.        

 ASMA

Asma merupakan salah satu penyakit akibat alergi. Nah, semua penyakit alergi, terutama yang dicetuskan oleh makanan, sering kali meningkat angka kejadiannya saat  liburan. Beberapa makanan pencetus asma, antara lain, makanan yang mengandung susu sapi, telur, ikan, ayam, kacang, ragi, keju, gandum, cokelat.

Gejala asma antara lain: sesak, batuk, dada terasa tertekan dan napas berbunyi "ngik-ngik" atau mengi. Gejala-gejala tersebut timbul secara kronik dan atau berulang, reversibel (bisa kembali normal), cenderung memberat pada malam atau dini hari dan biasanya timbul jika ada “pencetus”. 

Bentuk obat asma bermacam-macam, dapat berupa tablet, sirup, obat semprot di mulut sekaligus diisap atau disedot, dan ada juga yang dengan peralatan khusus. Obat semprot isap lebih efektif mencegah serangan karena langsung masuk ke saluran napas. Dosis obat semprot juga lebih sedikit, sehingga efek sampingnya pun kecil. Namun, perlu diketahui pula kelemahan obat semprot isap, yaitu tak bisa digunakan untuk serangan yang terlalu berat.