Tiga Jenis Bahaya Dalam Jajanan

Pastikan anak hanya memilih jajanan yang sehat.
Si kecil sudah mulai doyan jajan. Bolak-balik pergi ke minimarket demi sepotong es krim, juga tiap ada pedagang lewat, ia sudah sigap keluar rumah dan berteriak, "Bang, beli, Bang!" Sejatinya, selama jajanan yang dibelinya sehat, tak mengapa anak suka jajanan. Sayangnya, sulit mengontrol kualitas jajanan di luar. Juga sering diberitakan di media massa, kasus anak yang menjadi korban jajanan tak sehat. Itu bukan isapan jempol belaka. Sebab, ada tiga jenis bahaya yang mengintip di balik jajanan anak. Itu adalah:

  1. Bahaya Fisik
    Dapat terjadi apabila pangan dijual di tempat terbuka dan tidak disimpan dalam wadah tertutup. Selain itu, penjual menangani makanan serta bahan pangan dengan ceroboh. Akibatnya, jajanan dapat terkontaminasi zat berbahaya dari luar, entah debu, staples, pecahan kaca, karet, dan lainnya yang akan mengakibatkan gangguan kesehatan bila anak mengonsumsinya.
     
  2. Bahaya Kimia
    Terjadi karena penggunaan bahan tambahan pangan (BTP) melebihi batas yang diizinkan dan penyalahgunaan pemakaian bahan kimia berbahaya untuk pangan. BTP adalah bahan atau campuran bahan yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi ditambahkan ke dalam pangan untuk mengawetkan pangan, membentuk pangan menjadi lebih baik, renyah dan lebih enak di mulut, memberikan warna dan aroma yang lebih menarik sehingga menambah selera, serta meningkatkan kualitas pangan dan menghemat biaya. Umumnya gangguan kesehatan yang disebabkan oleh bahaya kimia baru muncul dalam jangka panjang. Contoh penyalahgunaan bahan aditif nonpangan adalah penggunaan pewarna tekstil untuk pangan.
     
  3. Bahaya Mikrobiologi
    Dapat disebabkan oleh mikroba dan binatang. Mikroba lebih sering menyebabkan keracunan pangan dibandingkan bahan kimia (termasuk racun alami) dan bahan asing (cemaran fisik). Jenis mikroba penyebab keracunan pangan adalah virus, parasit, dan bakteri.

Pastikan anak hanya memilih jajanan yang sehat ya.