”Bangun tidur kuterus mandi, tidak lupa menggosok gigi.” Ya, menggosok gigi merupakan aktivitas yang tak boleh terlewatkan. Sayangnya, tidak sedikit anak yang sulit diajak gosok gigi. Hal ini karena si batita belum paham arti dan manfaat kebersihan mulut dan giginya. Beberapa tip ini akan memacunya untuk lebih rajin menyikat gigi.
- Jangan dipaksa, tapi berikan contoh.
Pemaksaan membuat anak jadi berbalik tak suka pada suatu kegiatan, termasuk sikat gigi. Lebih mudah kalau orangtua memberikan contoh bagaimana cara menggosok gigi yang benar. - Lakukan bersama.
Temani anak menggosok gigi pukul 19.00 atau setelah minum susu terakhir, meski setelahnya orangtua masih makan lagi dan nantinya harus gosok gigi lagi. Lebih mudah bagi anak untuk melakukannya bila orangtua pun melakukan kegiatan yang sama. - Sikat gigi yang menarik.
Pilih sikat gigi dengan warna atau gambar karakter yang disukai anak. Sikat gigi harus sesuai ukuran mulut anak dengan ujung sikat yang mengecil supaya mudah mencapai sudut belakang mulut. Pilih bulu sikat yang halus sehingga tidak melukai gusi atau membuat permukaan gigi aus. - Jadikan kegiatan yang menyenangkan.
Umpamanya, mengibaratkan sikat gigi sebagai ban mobil yang melintasi giginya. Sambil bermain peran, kegiatan gosok gigi jadi lebih menyenangkan. - Ajak ngobrol.
Setelah selesai gosok gigi, ajak anak ngobrol, bagaimana rasanya. Apakah gigi dan mulutnya terasa kesat dan bersih? Gunakan kaca untuk melihat bahwa giginya sekarang sudah lebih cling. - Berikan penjelasan yang mudah dimengerti.
Bahwa bila anak tidak rajin menggosok gigi, maka gigi akan tampak kotor dan banyak sisa makanan yang melekat. Akibatnya gigi rusak dan sakit. Lebih mudah bila penjelasan disertai gambar-gambar kartun tentang gigi. - Lihat hasilnya.
Saat melihat atau bertemu dengan anak yang giginya gerepes, tunjukkan padanya bahwa itulah akibatnya kalau anak tidak rajin gosok gigi. Gigi jadi gerepes, sering sakit gigi, mulut jadi bau dan penampilannya tidak cantik atau ganteng lagi.