Meski terlahir sebagai makhluk sosial, bukan berarti kemampuan tolong-menolong serta-merta dikuasai anak. Anak tetap perlu diajarkan dan dilatih. Ia pun perlu memahami banyak manfaat saat ia mengulurkan tangannya pada orang lain. Yang paling sederhana, ia akan banyak teman, dan ingat, kebaikan akan dibalas dengan kebaikan.
Tapi tentu saja orangtua hanya selalu menjadi panutan yang baik. Orangtua juga diharapkan dapat menciptakan kondisi yang merangsang semangat tolong-menolong anak. Seperti, mengajak anak ke panti asuhan atau memberikan bantuan ke tempat-tempat bencana alam.
Tanamkan hal-hal positif dalam keseharian, seperti selalu gunakan kata-kata positif saat memintanya melakukan sesuatu. “Sayang, tolong ambilkan botol susu Adek di meja ya.” Setelah dilakukan jangan lupa mengucapkan terima kasih. “Terima kasih. Anak Mama memang pinter, mau menolong mengambilkan botol susu Adek.” Anak pun tahu bahwa perbuatannya itu adalah sesuatu yang diharapkan orangtua, sehingga besok-besok ia akan mengulanginya lagi.