Ini Kiat Ajari Anak Berbagi

Anak yang senang berbagi pasti disukai lingkungannya. Lebih dari itu. Saat berbagi dengan tulus, tubuh mengeluarkan emosi positif yang membuat pemberi maupun penerima sama-sama bahagia. Yuk, ajari anak berbagi sesuai usianya.

•    Usia Balita
Di usia ini anak sedang berada pada fase egosentris. Baginya semua hal adalah miliknya dan hanya untuknya. Sebagai langkah awal, orangtua harus mengajarkan konsep kepemilikan. Ini sepatu Papa, ini kacamata Mama, ini buku kakak. Dengan demikian ia belajar, tidak semua benda adalah miliknya.
Lakukan simulasi, misalnya, "Adek mau biskuit Mama? Oke, kita berbagi ya?” Lain waktu ganti katakan, "Ah, Mama mau minta biskuit Adek. Bagi ya?”
Jelaskan, berbagi tidak membuatnya kehilangan seluruh miliknya. Umpama, ia boleh mengambil dulu biskuit yang diinginkannya, baru sisanya dibagi kepada yang lain. Begitu juga dengan bergantian memakai mainan. Pastikan ia akan mendapatkan gilirannya kembali setelah berbagi dengan teman-temannya. Rasa aman dan kepastian ini membuat anak lebih mudah berbagi.

•    Usia Prasekolah
Jelaskan pada anak, berbagi adalah sesuatu yang menyenangkan. Umpama, ia mau meminjamkan mainan robot-robotannya, maka ia bisa meminjam mobil-mobilan temannya dan mereka bisa memainkannya bergantian.
Jangan paksa anak untuk berbagi kalau memang belum mau. Pemaksaan akan membuatnya makin sulit berbagi di kemudian hari. Anak merasa terampas haknya, sehingga besok lagi kalau ada yang meminta atau meminjam barang miliknya, ia akan mati-matian mempertahankannya.
Latihan juga bisa dilakukan melalui cerita. Pilih salah satu dongeng yang menceritakan bagaimana beruntungnya orang yang mau berbagi, yaitu temannya banyak, disukai orang, dan banyak kemudahan yang didapat.