Mendidik Anak Bertanggung Jawab

Tanggung jawab adalah poin penting yang harus dimiliki seseorang dalam hidupnya. Orang lain akan menghargai bila seseorang dikenal sebagai pribadi yang bertanggung jawab. Kadar tanggung jawab yang dimiliki berbeda-beda, terkait dengan stimulasi sejak kecil. Ada anak yang mempunyai rasa tanggung jawab "sekadarnya" alias yang penting tugas yang dibebankan padanya selesai, tapi ada juga anak-anak yang sangat berdedikasi dengan tanggung jawabnya, sehingga tugas dan kepercayaan yang diberikan padanya akan dikerjakan semaksimal mungkin. Bingung ajari anak tanggung jawab?Ini cara yang dapat dilakukan sesuai usianya.

• Usia Batita
1. Latihan tanggung jawab bisa dimulai dengan mengajarkannya menghabiskan susu/makanan yang dibuatkan untuknya.
2. Ajarkan pada anak untuk konsisten dengan permintaannya. Umpama, anak merengek minta biskuit lagi, padahal sebelumnya sudah habis 2 keping, katakan padanya, “Oke, Mama kasih satu lagi, tapi harus habis ya.”
3. Menjalankan jadwal harian, kapan bangun, mandi, makan, bermain, tidur adalah bagian dari latihan tanggung jawab. Latih supaya anak bisa menjalankannya dengan teratur sejak dini.

• Usia Prasekolah
1. Minta anak membereskan mainan yang telah selesai digunakan. Awalnya memang tidak mudah, tapi orangtua harus terus-menerus mengingatkan. Berikan reward berupa kepingan biskuit atau sepotong kue kesukaannya setelah ia selesai melakukan tugasnya.
2. Minta anak menghapus atau membersihkan hasil corat-coretnya di tembok. Dampingi dan lakukan bersama-sama anak.
3. Saat melihat anak membuang sampah sembarangan, minta ia untuk memungut sampah itu kembali, lalu membuang pada tempatnya.  
4. Hindari membiasakan anak “membolos” sekolah tanpa alasan yang kuat. Umumnya, orangtua memberi banyak permakluman, mentang-mentang anak masih duduk di bangku TK. Padahal kebiasaan membolos ini akan membuat anak jadi kurang bertanggung jawab.
5. Terapkan aturan dengan konsisten. Bila anak berbuat positif atau baik, beri reward berupa pelukan atau hadiah. Demikian pula sebaliknya, bila ia berbuat salah, ia harus menanggung konsekuensi, misal, karena berkata kasar atau memukul adik, selain meminta maaf,  jatah jajan anak atau waktu menonton tevenya dikurangi.