Menghukum Anak? Boleh, Tapi

Saat si Kecil bersikap tidak baik dan melanggar aturan berulang kali, ada orangtua yang memberikan hukuman sebagai konsekuensi dari tindakan tersebut. Hukuman juga dianggap dapat membantu anak menjadi lebih bertanggung jawab dan disiplin dalam menerapkan aturan yang ditetapkan orangtua. Tapi, benarkah demikian?

Jenis-Jenis Hukuman
Menurut para spesialis perkembangan anak dari Virginia State University, ada 4 jenis hukuman yang biasa diterapkan:

1. Hukuman fisik: Memukul, menampar, mencubit, dan lainnya.
2. Hukuman verbal: Mengeluarkan kata-kata yang membuat malu, mengejek, kata-kata kasar.
3. Menahan imbalan: "Kamu tidak boleh menonton TV kalau belum selesai mengerjakan pe-er."
4. Penalti: "Kamu memecahkan kaca jendela jadi kamu harus menggantinya menggunakan uang jajanmu."

Dari empat jenis hukuman ini, nomor 1 dan 2 dianggap tidak efektif sementara nomor 3 dan 4 dianggap dapat membantu membuat anak disiplin. Pilihan ini bisa menjadi masukan bagi Bunda saat memberikan hukuman.

Tips Saat Memberi Hukuman

  • Atur emosi Bunda.
    Bisa jadi Bunda emosi saat si Kecil terus-terusan melanggar aturan. Sebaiknya tenangkan diri lebih dahulu dan jauhkan pikiran menghukum anak karena merasa tidak dihargai. Percayalah, menghukum saat emosi hanya akan memicu konflik dengan anak.
  • Mendengarkan.
    Saat anak emosi dan ketakutan, ia tidak bisa berpikir dengan jernih. Bunda sebaiknya jadi pihak yang tenang. Dengarkan alasan si Kecil melakukan kesalahan. Setelah ia tenang, baru nyatakan pendapat Bunda dengan tegas dan tentukan hukuman.
  • Sesuaikan hukuman dengan kesalahannya.
    Saat memberikan hukuman, Bunda bisa pertimbangkan jenis kesalahannya baru tentukan hukumannya. Katakan bahwa hal itu merupakan konsekuensi dari kesalahan yang ia lakukan. Ini akan membantu anak sadar dan belajar bertanggung jawab.

Mungkin awalnya sulit untuk menerapkan hukuman seperti ini. Tetapi, tidak ada kata terlambat untuk belajar, demi hubungan yang baik dengan putra-putri Bunda.