Tips Saat Memberikan Pujian pada Anak

Hadiah dan pujian merupakan reward atau penghargaan atas perilaku baik yang dilakukan anak. Hal ini sangat diperlukan dalam hubungannya dengan penerapan disiplin pada anak. "Kalau kita ingin disiplin yang kita terapkan bisa berjalan lancar, maka yang namanya reward sangat diperlukan," ujar Betty DK. Zakianto, MPsi, psikolog dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Depok. Reward atau penghargaan memiliki tiga fungsi penting dalam mengajari anak berperilaku yang disetujui secara sosial. Fungsi yang pertama ialah memiliki nilai pendidikan. Misalnya, si kecil membuang sampah di tong sampah. Nah, pada saat itulah orang tua memberikan penghargaan, misalnya, "Wah, Kakak pintar, deh." Dengan demikian, si kecil akan belajar bahwa membuang sampah itu baik dan bisa diterima oleh lingkungannya. "Inilah yang dimaksud dengan mengandung fungsi nilai pendidikan," tukas Betty. 

Yang kedua, pemberian reward harus menjadi motivasi bagi anak untuk mengulangi perilaku yang diterima oleh lingkungan atau masyarakat. "Jadi, kebalikan dari pendapat yang mengatakan bahwa reward akan melemahkan motivasi anak, melalui reward anak justru akan lebih termotivasi untuk mengulangi perilaku yang memang diharapkan oleh masyarakat," lanjut Betty. Karena, seperti ditulis Elizabeth B. Hurlock dalam bukunya, Perkembangan Anak, anak bereaksi positif terhadap persetujuan yang dinyatakan dengan penghargaan, sehingga di lain hari ia berusaha untuk berperilaku dengan cara yang akan lebih banyak memberinya penghargaan. 
Fungsi yang terakhir ialah untuk memperkuat perilaku yang disetujui secara sosial, dan tiadanya penghargaan melemahkan keinginan untuk mengulangi perilaku tersebut. Dengan kata lain, anak akan mengasosiasikan reward dengan perilaku yang disetujui masyarakat, yaitu bahwa jika ia melakukan hal itu maka ia akan diterima oleh lingkungan dan akan memperoleh ‘hadiah’."Jadi, ada asosiasi yang akhirnya akan membuat anak semakin memiliki keinginan untuk berperilaku baik seperti yang diharapkan masyarakat," katanya. Yang perlu diperhatikan, pemberian reward atau penghargaan haruslah proporsional. Tidak semua perilaku yang dilakukan anak harus diberi reward, terutama berupa barang. Kalau memang anak sudah mengenal baik-buruk, sebaiknya kita sudah harus mengurangi pemberian hadiah. 


"Kalau tidak, anak akan menuntut hadiah agar terus diberikan. Inilah yang disebut hadiah menurunkan motivasi berperilaku. Anak akan berpikir, ia tidak mau lagi belajar karena Mama enggak kasih hadiah lagi," tambahnya.Selain itu, kalau kita terlalu sering memberikan hadiah benda, maka anak akan tak menghargai hadiah tersebut. Karena ia akan merasa bahwa ia bisa dengan gampang memperoleh hadiah tanpa harus ada sebabnya. Kemudian, dalam memberikan hadiah, kita juga jangan hanya memberikan begitu saja tanpa anak mengerti mengapa ia diberi hadiah. Sebaiknya, pemberian hadiah juga disertai dengan kalimat penjelasan mengapa ia layak mendapat hadiah tersebut. Misalnya, karena anak sudah melakukan seperti yang diharapkan orangtua dan lingkungannya. Hal ini juga akan membantu anak memahami perilakunya, bahwa perilaku itu memang diterima oleh lingkungan. Sementara itu, pujian harus diberikan secara bijaksana, bukan hanya bila kita sedang dalam suasana hati senang. Juga jangan terlalu sering memuji, karena hasilnya malah jadi tidak efektif. Jika setiap hari dipuji, anak akan merasa bahwa apa yang dilakukannya selalu betul. Selain itu, dikhawatirkan anak tak bisa belajar bahwa selain pujian, ada juga hal lain yaitu kritik. 

"Kita harus konsisten, kalau memang perilaku anak tidak sesuai dengan kita inginkan, maka anak harus diberi hukuman," lanjutnya. 
Pujian yang berlebihan selain tidak efektif, juga akan membuat anak menjadi egosentris. Sehingga, jika anak di rumah selalu mendapat pujian sementara di luar ia mendapat kritik, maka ia akan sulit menerima. Anak biasanya akan jadi mudah frustrasi karena selalu dikritik oleh lingkungannya. Padahal, selama ini ia memandang dirinya sebagai seorang yang hebat. Itulah mengapa anak juga perlu kritik, tidak hanya pujian. 

FOTO: TIPS PUJIAN.JPG – HEALTHYWOMEN.ORG