Gaya hidup modern yang menuntut orang untuk bergerak cepat membuat junk food menjadi primadona bagi para orangtua sebagai sajian makanan untuk anak mereka. Tak hanya praktis, junk food juga hadir dengan rasa yang lezat dan harga yang sangat terjangkau. Junk food diartikan sebagai makanan rendah gizi. Makanan yang masuk kategori junk food adalah gorengan, makanan/ minuman kalengan, daging yang diproses, asinan, daging berlemak, dan makanan/ minuman dengan kandungan gula tinggi. Lalu, apakah sering mengonsumsi junk food bisa berdampak buruk bagi kesehatan anak? Berikut alasannya:
Alasan #1 Lemak
Junk food mengandung lemak yang sangat tinggi. Terutama lemak yang tidak baik (saturated dan trans fats). Sayangnya, lemak ini yang membuat makanan junk food terasa lezat. Seiring pertumbuhan anak, sebagai orangtua Anda pasti ingin memberikan pasokan energi terbaik agar anak bisa berkembang dengan baik, bukan? Dan mengonsumsi makanan berlemak tinggi (terutama lemak jahat) terlalu sering malah akan meningkatkan risiko penyakit serius kelak, misal obesitas, diabetes dan penyakit jantung.
Alasan #2 Kandungan MSG
Kebanyakan junk food akan menggunakan MSG untuk proses pengawetan dan persiapan pembuatannya. Dan MSG inilah yang membuat anakketagihan dan tidak bisa berhenti mengonsumsinya. Hasilnya, semakin sering anak akan mengonsumsi makanan yang rendah gizi dan mengonsumsi tinggi kalori secara terus menerus. Dan kondisi ini akan semakin menjauhkan mereka dari pola hidup yang sehat.
Alasan #3 Gula dan Garam
Kedua bahan baku ini sangat lazim dipakai pada junk food. Tak hanya berkontribusi dalam meningkatkan risiko diabetes pada anak, kedua bahan ini bisa menyebabkan penyakit jantung kelak. Terlebih lagi, jika riwayat kesehatan keluarga Anda ada yang menderita penyakit diabetes atau jantung, maka risikonya akan menjadi lebih tinggi.
FOTO: NAKITA