Jenis Madu yang Boleh Diberikan untuk Bayi

Madu ternyata bermanfaat antara lain untuk perkembangan tubuh  bayi dan balita. Selain bisa melancarkan pencernaan, menghindari kejang (kolik) pada bayi, mengatasi kebiasaan mengompol, tidur tak nyenyak, batuk, gangguan pernafasan, menyuburkan rambut, sembelit, dan lainnya.

Tak kalah penting, madu bermanfaat untuk meningkatkan kecerdasan. Pakar obat tradisional (alm) Prof Hembing Wijayakusuma pernah mengungkapkan "bahwa aneka zat yang terdapat dalam madu berkhasiat bagi perkembangan otak anak, terutama zat gulanya yang sangat dibutuhkan otak untuk melaksanakan fungsinya secara optimal. Itu sebab, anak boleh diberi madu sejak masih di dalam kandungan.

Namun, memang ada kontroversi dalam pemberian madu untuk bayi dan balita. "Dari penelitian modern, madu yang asli, yaitu yang diperas dari sarang tawon, ternyata ditemui ada kaki-kaki tawonnya juga yang membawa kuman," ujar Dr. H. Adi Tagor, SpA, DPH, dari RS Pondok Indah, Jakarta.
Tawon tentunya tidak hanya hinggap pada bunga lalu kembali ke sarangnya; kadang ia pun mampir ke tempat-tempat lain seperti mengacak-acak sampah dan lainnya. "Nah, ada yang namanya clostridium botulinum. Spora dari clostridium botulinum ini bisa tumbuh dalam tubuh anak dan menyebabkan botulism. Gejalanya: anak mengalami panas, kembung, dan kejang. Penyakit ini bisa menyebabkan kematian," papar Adi.

Itulah mengapa, madu yang boleh diberikan untuk bayi dan balita hanya yang refined dan purified with no additive (sudah dibersihkan dan dimurnikan). "Jadi, tak boleh madu asli yang masih ada lilin-lilin atau sarang tawonnya, karena ditakutkan ada bahaya mikrobiologinya, yaitu spora dari clostridium botulinum tadi."
Untuk bayi, selain harus diberi madu yang steril, juga tidak boleh diberi madu palsu karena bisa menimbulkan berbagai reaksi. Jika pun Anda ingin memberikan madu asli, menurut (alm) Hembing, boleh saja, " selama disterilkan dulu, yaitu dimasak panas agar kumannya mati."

Madu refined dan purrfied, tutur Adi, di Amerika dan Eropa biasanya disebut honey jam, jadi dalam bentuk selai. Ada juga merek tertentu yang terkenal dan di Indonesia bisa ditemui di outlet atau supermarket khusus tempat orang asing berbelanja. Untuk madu-madu lokal juga ada yang sudah dimurnikan dan dijual di apotik-apotik.

Dengan demikian, harus ada kerja sama antara Depkes, Ditjen POM (Pengawasan Obat dan Makanan), dan Lembaga Konsumen Indonesia dalam hal perlindungan mengenai madu bagi bayi dan balita.

"Merek-merek madu apa saja yang aman dikonsumsi, sehingga orangtua tak kebingungan dan tak gelisah akan kemurniannya yang tak dipalsukan, serta kebebasannya dari hama dan zat-zat tambahan lain yang tak baik untuk anak. Dengan demikian, anak terlindungi dan para dokter anak pun bisa menjawab madu apa saja yang aman dikonsumsi," jelas Adi.