Jika si Kecil terlihat amat sangat aktif, jangan terburu khawatir ia adalah anak yang hiperaktif. Maklum saja lah, anak-anak memang cenderung memiliki banyak energi dan senang terus bergerak. Penjelasan berikut ini mungkin dapat sedikit menambah informasi Bunda tentang kondisi hiperaktivitas pada anak.
Saat melihat anak yang hiperaktif, orang tua kadang merasa cemas. Apakah anak saya mengalami ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)? ADHD bisa menjadi penyebab tingginya energi pada anak Anda. Tapi kelebihan energi bukan langsung berarti anak Anda memiliki kondisi tersebut.
Namun dalam menyikapi kondisi ini, cobalah untuk lebih memperhatikan keseharian si Kecil.
- Apakah dia sering menganggu di kelas?
- Apakah dia memiliki kesulitan mengikuti petunjuk dan menyelesaikan berbagai tugas?
- Apakah dia sering lupa?
- Apakah ia tidak sabar?
- Apakah ia tidak menjalin kontak mata dengan orang lain?
Bila si Kecil menunjukkan perilaku di atas, mungkin ada baiknya Bunda membawanya menjalani pemeriksaan profesional.
Banyak orangtua berpikir bahwa ada hubungan antara kelebihan energi dengan asupan gula. Tetapi menurut penelitian, hal itu tidak terbukti kebenarannya. Jadi, mengurangi asupan gula agar anak tidak kelebihan energi bukanlah solusi yang tepat.
Kalau gula bukan penyebab utama anak menjadi hiperaktif, lalu apakah zat pewarna, pengawet dan zat aditif yang ditambahkan pada makanan yang menjadi penyebabnya? Menurut penelitian, memang ada anak penderita ADHD yang sensitif dengan zat-zat seperti yang disebutkan di atas. Oleh karena itu, ada baiknya Anda mengurangi makanan yang mengandung zat-zat aditif tersebut.
Hal lain yang dapat memacu anak berlaku hiperaktif adalah kondisi dalam rumah yang terlalu bising dan banyak konflik. Hal itu membuat anak menjadi stres dan kurang tidur. Kadang-kadang, anak bertindak hiperaktif untuk mencari perhatian dan ketenangan yang didapat dari orangtua. Jadi, buatlah keadaan rumah menjadi tempat yang nyaman untuk anak.
Hal lain yang memicu anak terlihat menyimpan banyak energi adalah kurangnya kegiatan yang kurang membakar energi mereka. Karenanya, cobalah salurkan energi berlebih mereka ke aktivitas yang lebih banyak membuat mereka bergerak lebih banyak, seperti olahraga.